Cerpen

Perempuan Pengantar Pizza

SEPERTI malam kemarin, hujan malam ini masih sama. Tak terlalu lebat

Editor: bakri

Dia terdiam dan menatapku aneh.

“Terima kasih atas pujiannya,” katanya untuk kedua kalinya.

Aku melontarkan  sebuah pertanyaan gila padanya, “Maukahkah kau menemaniku untuk malam ini? Aku akan membayarmu berapapun harganya! Aku tahu ini pertanyaan gila, tetapi aku membutuhkan jawabanmu sekarang!”

“Maaf!Aku bukan perempuan seperti itu...”

Belum selesai ia menyempurnakan kalimatnya, tanganku mengambil sebilah pisau dan menekan ke satu bagian tubuhnya.

Hujan akhirnya menyempurnakan malam. Hawa dingin semakin menjadi-jadi. Di depan tungku perapian, kini hanya ada aku dan si perempuan pengantar pizza. Kini, tak ada lagi ketakutan, aku aku telah mendapatkan dua kehangatan sekaligus.

“Telah lama sekali aku mencari dan mengikuti jejak langkahmu dan akhirnya aku menemukanmu. Kau tahu, aku telah berjanji pada diriku sendiri, bahwa suatu saat aku aku akan mendapatkanmu. Ini adalah balasan atas apa yang telah engkau lakukan padaku, Nona.”

“Andai saja kau mau menerima lamaranku dulu, Nona, maka hal terkutuk ini takkan pernah terjadi. Tapi saat itu kau menolakku dan berbicara kepadaku dengan angkuh. Sekarang nikmatilah saat-saat yang indah ini meskipun kau terpaksa!”

Hujan kian melebat. Aku semakin gila seraya menatap raut mukanya yang indah. Aku menginginkan dia berkata-kata. Tapi mulutnya tetap terkatup dan matanya tertutup hingga subuh buta.

***

Di depan meja kerja, seorang  perempuan tambun yang lehernya dililit mutiara, menerima karyawannya. Ada percakapan yang menakutkan di sana.

“Mulai hari ini saya berhenti bekerja!”

Perempuan tambun pemilik usaha makanan Italia itu pun terkejut bukan kepalang. Baru mengawali pagi sudah ada karyawannya yang ingin berhenti.

“Kamu kenapa? Kok tiba-tiba ingin berhenti bekerja? Kamu itu salah satu karyawan terbaik di sini dan saya tak menginginkan kamu melakukan hal tersebut. Ada apa denganmu?”

Sambil mengeluarkan bulir bening dari kedua bola matanya yang indah, perempuan pengantar pizza itu berkata apa adanya.”Suamimu telah memperkosaku semalam saat aku mengantarkan pizza padanya. Bila saya tak mau melakukannya, maka sebilah belati yang ada di tangannya siap untuk mengeluarkan usus-usus saya!”

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved