Serambi MIHRAB
Salahuddin Al-Ayyubi Macan Perang Salib
SALAHUDDIN Yusuf bin Najmuddin Ayyub bin Syadi atau yang lebih dikenal dengan Salamuddin al-Ayyubi
Peti rahasia
Salahuddin al-Ayyubi mempersembahkan seluruh hidupnya untuk berjihad di jalan Allah. Konon, saat berjihad ia selalu membawa sebuah peti rahasia yang amat dijaganya. Orang dekatnya menyangka bahwa di dalam peti itu tersimpan berbagai batu permata dan benda berharga lainnya. Namun ketika peti dibuka setelah ia wafat, di dalamnya hanya ada satu surat wasiat, sehelai kain kafan dan beberapa gundukan tanah liat.
Surat wasiat yang ditinggalkan Salahuddin al-Ayyubi itu tertulis: “Kafanilah aku dengan kain kafan yang pernah dibasahi air zam-zam ini, yang pernah mengunjungi Kakbah yang mulia dan makam Rasulullah saw. Tanah ini ialah sisa-sisa masa perang, buatkanlah darinya bantal untuk alas kepalaku di dalam kubur.” Dari tanah tersebut dapat dibuat 12 ketulan tanah yang hari ini terletak di bawah kepala Salahuddin al-Ayyubi.
Setiap kali kembali dari medan perang, berjihad di jalan Allah Swt, Salahuddin al-Ayyubi berusaha mengumpulkan percikan tanah yang melekat di wajah dan pakaiannya, lalu menyimpannya di dalam peti rahasia itu. Dengan 12 bantal tanah pengganjal kepalanya di dalam kubur, bisa dibayangkan banyaknya pertempuran yang dihadapi Salahuddin al-Ayyubi semasa hidupnya.
Di medan perang, Salahuddin al-Ayyubi bagaikan seekor macan yang lincah, cekatan dan siap menerkam mangsanya. Salahuddin al-Ayyubi sakit selama 14 hari sebelum menghembuskan nafas terakhir. Macan perang Salib itu wafat pada 27 Safar 589 Hijriyah atau 4 Maret 1193 Masehi dalam usia 55 tahun di Damaskus, Suriah, setelah memerintah selama 25 tahun. (dari berbagai sumber/asnawi kumar)