Mengintip Dapur Faber Castell
PERHATIKAN garis ini ya mas, mbak. Anda bisa mengambil foto dari jarak ini,” Mulyadi Gunawan, Manager Factory PT FCII
Faber Castell bukanlah nama yang asing. Hampir semua produknya akrab dengan keseharian kita dan anak-anak. Di antaranya pensil, crayon, pulpen, penghapus, spidol, stabilo, dan masih banyak lagi. Merek Faber Castell seakan telah menjadi rujukan bagi masyarakat akan sebuah produk yang memiliki standar kualitas tinggi dan aman.
Nah seluruh produk-produk tersebut ternyata dibuat di Indonesia, yang diciptakan berdasarkan ide-ide kreatif anak negeri ini. Wartawan Serambi Indonesia, Masyitah Rivani, berkesempatan mengunjungi pabrik PT Faber-Castell Internasional Indonesia (FCII) di Kawasan Industri Bekasi, Cikarang Barat, Jakarta. Kunjungan berlangsung satu hari, Senin (8/6). Berikut laporannya.
“PERHATIKAN garis ini ya mas, mbak. Anda bisa mengambil foto dari jarak ini,” Mulyadi Gunawan, Manager Factory PT FCII tampak ramah saat mengatur wartawan yang meliput seremonial peletakan batu pertama (ground breaking) perluasan pabrik marker.
Pabrik ini berada di Kawasan Industri MM2100, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi. Kegiatan ini dihadiri langsung Presiden Direktur PT Faber - Castell Internasional Indonesia (FCII), Yandramin Halim.
Selama dua jam kami diajak berkeliling pabrik marker (spidol). Kondisi pabrik terlihat sangat bersih. Seluruh karyawan juga dilengkapi safety, dan semuanya serba rapi dan teratur.
Pabrik seluas 7.200 meter persegi itu terbagi atas dua area, yaitu area produksi dan packing (pemaketan), dengan total karyawan sekitar 1.000 orang. Masing-masing sibuk dengan pekerjaannya. “Area ini yang nanti akan kita perluas menjadi dua kali lipat menjadi 14.200 meter persegi,” tunjuk Yandramin Halim ke sekeliling ruangan.
Kunjungan ke pabrik marker berakhir seiring dengan azan Zuhur. Perjalanan dilanjutkan ke pabrik pensil Faber, PT. A.W. Faber-Castell Indonesia, di kawasan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat. Ini merupakan cikal bakal lahirnya pabrik pensil pertama di Indonesia pada tahun 1999.
Pabrik pensil yang dua kali lebih luas dari pabrik marker, dilengkapi dengan peralatan berteknologi canggih. Mulai dari proses pembuatan lead (isi) pensil hingga kita menerima sebatang pensil siap pakai dilakukan oleh mesin canggih ini.
Pabrik ini mampu memproduksi 12.000 pensil per hari atau sekitar 3,66 juta gross per tahun.
Awalnya produksi pabrik ini sulit diterima di pasar lokal, namun laris manis di pasar ekspor. Pencapaian pasar ekspor pada awalnya hingga 75 persen, selebihnya dipasarkan di Indonesia.
Meski dilengkapi peralatan serba canggih, pihak Faber Castell masih memperkerjakan tenaga manusia dan mesin manual. Bahkan, ada beberapa perempuan yang mengaku sudah bekerja di pabrik ini selama 18 tahun. Selama itu pula, kaum ibu ini memaketkan pensil 2B yang biasa dipakai oleh anak-anak mengikuti Ujian Nasional.
Pensil itu bila dijual di pasar terdiri atas 12 batang untuk satu paket. Ternyata bukan pekerjaan mudah memasukkan 12 batang pensil ini ke dalam satu paket. Dituntut kecekatan, ketelitian, cepat dan tak boleh kurang isinya.
Ibu-ibu itu telah membuktikan kerja mereka, selama 18 tahun bergelut di dunia itu, menjadikan tangan-tangan mereka sangat peka dengan benda tersebut. Sehingga untuk menghitung 12 batang pensil tidak lagi dihitung satu per satu tapi, dia hanya meraup, dan raupan itu pas 12 batang.
“Sebenarnya kami bisa melakukan proses pemaketan itu dengan mesin, cepat dan praktis. Tapi bukan itu yang ingin kita banggakan. Kami ingin membuktikan bagaimana caranya pabrik ini juga memberi kesempatan ke orang lain untuk bekerja dan menyejahterakan mereka,” papar pemandu kami kala itu.
Permintaan pasar yang terus meningkat dan juga pertumbuhan ekspor yang cukup baik, sepertinya menjadi alasan utama bagi Faber Castell memperluas pabrik bahkan mereka pun terus berinovasi agar memproduksi produk yang sesuai zaman.