Modif Motor Klasik Kian Digemari
Modifikasi motor atau yang lebih populer dengan istilah custom (sesuai selera) makin digemari di Banda Aceh
* Mulai dari Rp 5 Jutaan
BANDA ACEH - Modifikasi motor atau yang lebih populer dengan istilah custom (sesuai selera) makin digemari di Banda Aceh. Harga yang ditawarkan para modifikator masih terjangkau kantong, apalagi yang memang pecinta modif, dari Rp 5 jutaan sampai Rp 10 juta lebih, tergantung dari perubahan yang diinginkan si pemilik motor.
Sebut saja salah satunya, Cafe Racer, aliran motor bergaya Inggris klasik itu kini kembali populer di kalangan otomania. Begitu juga dengan Japs Style, aliran modifikasi motor era 90-an asal Jepang yang mudah dikenali dengan ciri khas tangki kecil, jok tipis dan ban besar.
Untuk urusan satu ini, sambangi saja modifikator Jamal (40) di wilayah Punge, Banda Aceh yang mengaku piawai dalam memenuhi kedua aliran itu yang saat ini sedang ngetrend. “Modifikasi bergaya Cafe Racer dan Japs Style sudah mulai dikenal di Banda Aceh sejak tahun 2012, tetapi sempat meredup, sebelum booming lagi tahun ini,” jelasnya.
Jamal yang ditemui Serambi di bengkel miliknya pada Rabu (16/9) menyatakan modifikasi motor bergaya klasik bisa menambah nilai motor itu sendiri, sehingga terkesan eksklusif. “Selain untuk hobi, ada juga sih yang menjualnya lagi dengan harga yang lebih tinggi tentunya, karena sebagian spareparts sudah diganti dengan model klasik,” kata Jamal.
Dia menambahkan tidak semua jenis sepeda motor cocok untuk dimodif klasik, sebab motor 4-tak dengan CC besar yang bisa disulap menjadi Cafe Racer dan Japs Style. Menurut dia, motor yang pas dimodif untuk Japs Style yaitu Honda CB, GL-Pro, Megapro, Suzuki Thunder, Yamaha Scorpio, bahkan yang terbaru, Kawasaki Ninja Warrior.
Jamal menuturkan untuk merubah motor menjadi bergaya klasik, maka perombakan dimulai dari rangka/batang, tangki, setang, fork atau garpu hingga ban. Umumnya garpu dan ban yang dipakai berukuran lebih besar, sehingga menimbulkan kesan garang ketika menungganginya.
Sedangkan proses modifikasi, kata Jamal bervariasi. Untuk satu motor bisa memakan waktu 20 hari hingga satu bulan, sesuai tingkat kerumitannya. Soal harga, tarif dasar yang dibanderol Jamal Rp 5 Juta, sudah termasuk sparepart yang harus diganti.
“Tapi rata-rata yang modif sama saya menghabiskan biaya sekitar 8-10 juta rupiah, tapi bisa lebih murah atau bahkan lebih mahal, jadi variatif tergantung sparepart-nya,” jelas dia. Sementara itu, pemodif motor klasik juga makin banyak dijumpai di kawasan Peunayong. Biasanya pemodif motor di dekat pasar buah Peunayong ini melayani pemotongan dan las saja, sedangkan sparepart ditanggung oleh pelanggan.
Mustafa (43) misalnya, dia mengaku hanya memodifikasi rangka motor saja, sementara suku cadang sepenuhnya ditanggung pelanggan. “Saya cuma potong-sambung saja, lalu sparepart dari pelanggan, kalau mau, bisa saya yang pasangkan,” ujarnya, Rabu (16/9).
Maka dari itu, tarif yang dibanderolnya jauh lebih murah karena hanya merombak rangka saja. “Biasanya satu jutaan lah dan pelanggan datang kemari membawa gambar, lalu kita bentuk di sini seperti gambar, tapi bisa juga dimodif semuanya kok,” pungkas Mus, sapaan akrabnya.(ed)