Bentrok di Aceh Singkil

Warga Cemas, Konflik Singkil Berdampak Terhadap Ekonomi

Pasalnya, masalah tersebut mulai terlihat sehari pascabentrokan antardua kelompok massa yaitu aktivitas jual beli di pasar mingguan Rimo Gunung Meriah

Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
Warga yang diamankan polisi di Mapolres Aceh Singkil 

Laporan Khalidin | Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Sejumlah kalangan mengkhawatirkan konflik yang terjadi di Kabupaten Aceh Singkil berdampak terhadap masalah perekonomian setempat.

Pasalnya, masalah tersebut mulai terlihat sehari pascabentrokan antardua kelompok massa yaitu aktivitas jual beli di pasar mingguan Rimo, Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, Rabu (14/10/2015) yang sepi.

Pantauan Serambinews.com, suasana di pasar tradisional terbesar di Kecamatan Gunung Meriah itu berubah drastis menjadi sepi atau lengang dari hari-hari sebelumnya. Beberapa lapak pedagang tampak tutup seperti lapak sayur mayur dan buah-buahan.

Biasanya, sayur-mayur untuk Kabupaten Aceh Singkil termasuk Kota Subulussalam 90 persen dipasok dari kabupaten tetangga di Tanah Karo, Dairi dan Pakpak Bharat, Sumatera Utara. Setiap pasar mingguan, biasanya para pedagang asal Sumut banyak berniaga hingga ke Singkil.

Namun, tadi pagi suasananya berbeda di mana pedadang asal Tanah Karo, Dairi dan Pakpak Bharat tidak masuk karena diduga takut dan trauma mendengar isu konflik yang bergolak di kabupaten ini.

Selain minimnya pedagang, aktivitas pasar juga tampak minim pembeli, bahkan lalu lintas yang biasa macet kemarin tampak lengang. Sejumlah pedagang pada desa tertentu juga mengaku sudah mulai kehabisan barang namun tidak berani berbelanja.

"Biasanya di sini macet, tapi sekarang lengang karena pedagang aja banyak yang kosong, pembeli pun tidak banyak, ini pasti imbas konflik kemarin," kata Bahri (46), salah seorang warga yang melintas.

Kekhawatiraan atas konflik ini juga disampaikan sejumlah warga Aceh Singkil maupun Kota Subulussalam lainnya. Tak ayal, setiap wartawan bertemu dengan warga selalu saja menanyakan apakah konflik akan segera mereda.

Warga mengaku cemas dan tak dapat beraktivitas karena konflik berkepanjangan. Bahkan, beberapa pedagang asal Kota Subulussalam urung berbelanja ke Medan, Sumatera Utara menyusul isu-isu negatif yang berseleweran.

Warga pun berharap konflik yang terjadi di Aceh Singkil segera mereda dan dua kelompok massa yang bersitegang dapat berdamai kembali. Sebab, selama ini perekonomian di Singkil termasuk Subulussalam dan sejumlah daerah di Aceh berhubungan erat dengan beberapa kabupaten di Sumatera Utara. Bahkan, sejumlah kebutuhan pokok masyarakat di sana mengandalkan pasokan dari Sumatera Utara.

"Maunya cepatlah ini selesai, takut juga kami, tadi adik saya mau berbelanja ke Medan tidak jadi karena takut ada masalah dalam perjalanan," ujar salah seorang ibu rumah tangga di Subulussalam. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved