Bentrok di Aceh Singkil

Melihat Kehidupan Singkil Pascabentrok Warga

PEREMPUAN itu terlihat sibuk melayani pembeli di Pasar Mingguan Kilangan, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil

Editor: bakri

* Tepis Isu Mencekam, Bupati Ajak Warga Bergurau

PEREMPUAN itu terlihat sibuk melayani pembeli di Pasar Mingguan Kilangan, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, Kamis (15/10). Sesekali ia melemparkan senyum sumringah lantaran cabai dan sayuran yang dibawanya dari Karo, Sumatera Utara, laris manis. Dari dalam sebuah kotak kayu yang didudukinya terlihat penuh lembaran rupiah.

“Memang sempat takut dengar cerita orang, tapi ternyata aman-aman saja,” ujar Rosidah Boru Simarmata, pedagang asal Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, yang mangkal di Pasar Mingguan Kilangan. Pascabentrok antarkelompok warga di Desa Dangguran, Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil, Selasa lalu sempat membuat waswas warga setempat.

Namun kini kondisi di Aceh Singkil semakin berangsur membaik. Termasuk di sektor ekonomi pasar yang hingga kemarin dilaporkan berjalan normal. Ini pula yang dirasakan Rosidah, salah satu pedagang asal Karo yang sehari-hari berjualan cabai dan sayuran di Pasar Mingguan Kilangan. Perempuan ini berangkat pagi buta selama empat jam perjalanan dari Kabanjahe.

Perempuan paruh baya ini ditemai suaminya tiba Pasar Mingguan Kilangan dengan lancar. Situasi aman dan kondusif ini menepis isu yang beredar tentang Aceh Singkil yang mencekam pascabentrok dua kelompok terjadi tiga hari lalu. Kemarin, Wakil Bupati Aceh Singkil Dulmursid juga ikut turun langsung ke masyarakat memastikan kondisi itu.

Rawut wajah Rosidah makin tersenyum lebar ketika Dulmursid, yang datang ke pasar mengajaknya bersenda gurau. Maklum setelah bertahun tahun berjualan di sana tak pernah membayangkan akan ada pejabat datang ke lapaknya.”Ah aku pikir siapa yang datang, kaget aku dilihat lagi jualan,” kata Rosidah saat berdialog menggunakan Bahasa Phakphak dengan Dulmursid didampingi Kabag Humas Khaldum.

Kesibukan melayani pembeli juga terlihat di lapak Boru Lingga, pedagang cabai dan bawang merah asal Sidikalang, Kabupaten Dairi. Bersama dua anaknya, dia membuka dua lapak. Pendapatan dari berjualan hari itu, cukup lumayan dibandingkan pekan sebelumnya. “Memang ada teman-teman yang tidak berani jualan. Nanti aku kasih tahu kondisinya aman,” ujarnya.

Di perjalananpun, sebut Boru Lingga, sama sekali tidak ada gangguan dan pemeriksaan. “Kami lancar saja, tidak diperiksa. Berangkat satu mobil bersama anak membawa dagangan cabai dan bawang merah,” katanya.

Wakil Bupati Aceh Singkil Dulmusrid saat berdialog dengan pedagang asal Tanah Karo dan Dairi di Pasar Mingguan Kilangan memastikan Aceh Singkil aman. Warga luar daerah yang beberda keyakinan, sebutnya, jangan terpengaruh isu tidak jelas. “Kasih tahu teman-teman lain silahkan berdagang ke Aceh Singkil,” katanya.

Kalau memang merasa hawatir, ia menyarankan pedagang boleh meminta pengawalan aparat kemanan. “Silakan berjualan jangan pula sengaja dibilang tidak aman, agar tidak ada saingan jualan,” ujar Dulmusrid.

Serambi yang ikut memantau, harga-harga berbagai kebutuhan dapur sejauh ini masih normal. Seperti sayur-mayur di antaranya cabai, tomat, bawang merah dan bumbu dapur di Aceh Singkil dipasok dari wilayah Sumatera Utara. Walau masih ada pedagang asal Dairi, Karo dan Kabupaten Phakphak Barat yang tidak berjualan pascabentrok warga, namun harganya masih tetap stabil. Cabai umpamanya, dijual Rp 20 ribu per kilogram, sedangkan tomat Rp 12 ribu dan bawang merah Rp 20 ribu sekilo. (dede rosadi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved