Bentrok di Aceh Singkil
Tak Ada Permusuhan Antarumat Beragama di Aceh Singkil
"Umat Islam di Aceh Singkil, saya katakan paling toleransi sedunia. Alasannya sudah 36 tahun, tahapan demi tahapan penyelesaian rumah ibadah dilalui,"
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Yusmadi
Laporan Dede Rosadi | Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Ketua Front Pembela Islam (FPI) Aceh Singkil, Hambali, menegaskan tidak ada permusuhan antarumat beragama di daerahnya. Persoalan sesungguhnya adalah rumah ibadah yang tidak memiliki izin dibiarkan tidak ditertibkan.
Hal itu disampaikan Hambali, kepada Serambinews.com, Sabtu (17/10/2015), usai pertemuan ormas Islam, LSM, pemuda dan organisasi kemasyarakatan dengan Pangdam Iskandar Muda Mayjen Agus Kriswanto dan Kapolda Aceh Irjen Pol Husein Hamidi.
"Tidak ada persoalan antara umat Islam dan Nasrani. Ini persolan rumah ibadah yang illegal," kata Hambali.
Menurutnya umat Islam di Aceh Singkil, sangat menjunjung tinggi sikap toleransi. Terbukti selama 36 tahun sejak 1979 tidak pernah berbuat anarkis. Pada periode itu, kaum muslimin mengikuti tahapan demi tahap penyelesaian rumah ibadah yang tidak ada izin.
"Umat Islam di Aceh Singkil, saya katakan paling toleransi sedunia. Alasannya sudah 36 tahun, tahapan demi tahapan penyelesaian rumah ibadah dilalui," katanya.
Terkait peristiwa bentrok pada Selasa (13/10/2015) lalu, menurutnya itu peristiwa tidak diinginkan dan diluar dugaan.
"Kejadian itu di luar dugaan. Akibat ulah provokator," ujarnya.
Mengenai pengungsi, ia megaskan karena keinginan sendiri. Dia menjamin sama sekali tidak ada intimidasi apalagi pengusiran.
"Dan sekarang sudah kembali, tidak ada apa-apa. Sekali lagi yang dipermasalahkan bukan orangnya, tapi rumah ibadah tidak memiliki izin.
Teman-teman media dari dalam maupun internasional saya minta tolong sampaikan berita apa adanya bahwa Islam agama rahmatan lil alamin," pungkasnya. (*)