Pelabuhan Lampulo Kini Telah Berubah

PPS Lampulo memang telah berubah. Semoga nasib nelayan dan pedagang ikan keliling juga berubah.

Penulis: Muhammad Hadi | Editor: Amirullah
SERAMBI/M ANSHAR
Pekerja menjemur sirip ikan hiu di kawasan Lampulo, Banda Aceh, Senin (2/9). Permintaan ekspor sirip hiu turun drastis dari Rp 800.000 menjadi Rp 250.000 per kilogram akibat larangan mengkonsumsi sirip hiu di beberapa negara seperti Jepang dan Korea. 

Laporan Muhammad Hadi Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM - Gempa berkekuatan 8,9 skala richter dan disusul tsunami dahsyat pada Minggu 26 Desember 2014 meluluhlantakkan Aceh. Bahkan sebagian negara Asia Tenggara hingga ke Afrika merasakan dampak gempa dahsyat tersebut.

Aceh paling parah merasakan akibatnya mulai puluhan ribu nyawa melayang dan infrastruktur berantakan seketika.

Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh yang terletak di bibir pantai ikut hancur lebur oleh hantaman air tsunami. Duka dan bala bantuan berdatangan dari warga dunia.

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias yang dibentuk pemerintah era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla ambil bagian membangun Aceh. LSM dalam negeri dan luar negeri ikut berkiprah dalam membantu Aceh untuk bangkit lagi.

Kala itu, BRR turut ambil bagian membangun Pelabuhan Lampulo. Setelah itu, Pemerintah Aceh berpacu meneruskan pembangunan dari dana bersumber dari APBA dan APBN. Tapi bukan berarti keberadaan pelabuhan tersebut sudah sempurna dan memberi kenyaman.

Serambinews.com pernah menulis keluhan warga dan Asosiasi Pedagang Ikan Intersuair (ASPI) TPI Lampulo Banda Aceh, Kamis 28 Agustus 2014.

Karena saat musim hujan, jalan menuju pelabuhan berubah menjadi kubangan lumpur, yang membuat banyak pembeli jatuh bersama sepeda motor yang mereka kendarai.

Ketua ASPI TPI Lampulo, Suherman alias Pak Man  kala itu mengatakan, setelah peresmian PPS Lampulo pada 7 Januari 2014, pelabuhan ini langsung beroperasi pada 8 Januari.

Boat-boat ikan yang biasanya membongkar hasil tangkapannya di pelabuhan lama, sejak peresmian itu sudah berlabuh di PPS ini.

“Tapi yang menjadi kendala bagi kami selaku pedagang ikan dan masyarakat yang ingin membeli ikan ke PPS ini adalah jalan yang belum diaspal. Akibatnya becek dan berlumpur saat musim hujan, dan dikepung debu saat cuaca panas,” ujar Pak Man.

Kini warga dan pedagang keliling yang berlalu lalang untuk membeli ikan sudah merasakan perubahn. Karena sebelumnya PPS Lampulo makin dipacu pembangunan untuk peringatan puncak Hari Nusantara ke-15 tahun 2015. Sebab, informasi sebelumnya akan dihadiri Presiden Joko Widodo. Meski akhirnya Wapres Jusuf Kalla yang hadir, Minggu (13/12/2015).

"Ya Lampulo telah banyak berubah sekarang," ujar Tarmizi A Hamid, warga Banda Aceh yang juga Kolektor Naskah Kuno ditemui Serambinews.com di PPS Lampulo.

Ungkapan pria yang akrap Cek Midi ini benar adanya. Karena salah satu jalan masuk ke PPS Lampulo dari Jalan Syiah Kuala sudah diperlebar dan diaspal. Pintu masuk pun terlihat megah. Kendaraan dari dua arah sangat nyaman melewati jalan tersebut.

Sebelum jalur dari PPS Lampulo menuju Jalan Syiah Kuala belum di aspal. Sejumlah ruas jalan ada terkenang air. Pedagang keliling dan warga terlihat kesulitan saat membawa pulang ikan yang di beli. Karena harus berjalan pelan saat berkenderaan. B

ila tak hati-hati bisa jatuh ke tambak di sisi kanan dan kiri jalan. Bila hujan makin kesulitan mengingat tanah liat akan menempel di ban sepeda motor.

Begitu juga jalan menuju pelabuhan dari Gampong Lampulo. Sebelumnya bila musim kemarau, maka debu beterbangan kalau lewat kenderaan roda empat. Serambinews.com pernah menghentikan kendaraan saat sebuah truk menuju pelabuhan. Setelah menunggu truk hingga menjauh, baru memacu kendaraan menuju pelabuhan. Saat hujan giliran becek berlumpur akibat sebagian ruas jalan ada yang tak beraspal.

Sejumlah fasilitas di PPS Lampulo juga sudah banyak berubah. Salah satunya yang paling mencolok hadirnya sebuah masjid di kompleks tersebut. Sebelumnya areal tersebut masih ada tambak.

"Tapi terlihat seperti ada yang belum selesai di beberapa tempat seperti di sana," ujar Cek Midi menunjukkan jari tangan ke salah satu bangunan dekat bibir pantai.

Benar saja, bangunan itu lantainya belum selesai di pasang keramik. Karena keramik yang masih terbungkus tergelak di atasnya. Di salah satu sudut juga masih ada batu bata, tak terlihat para pekerja meski jelang sehari kedatangan Wapres JK. Jalanan sekitar masjid juga masih tersisa pasir yang belum tuntas dibersihkan.

"Tapi yang penting setelah peringatan Hari Nusantara bagaimana kelanjutan nasib pelabuhan ini. Karena beberapa hal, seperti pohon itu sulap sementara. Setelah ini harus tetap di jaga tempat ini agar bisa digunakan untuk kepentingan nelayan dan warga," ujar Cek Midi.

Warga lain juga mengaku perubahan di PPS Lampulo. Fasilitas pelabuhan akan berguna bagi masyarakat.

"Memang banyak habis uang untuk acara ini. Tapi yang penting pelabuhan ini sudah ada fasilitas baru," ujar Muttakin yang hadir bersama dua rekannya.

PPS Lampulo memang telah berubah. Semoga nasib nelayan dan pedagang ikan keliling juga berubah. Termasuk fasilitas yang sudah ada di jaga dengan baik, seperti saran Kolektor Naskah Kuno, Tarmizi A Hamid.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved