Salut dengan Gerakan Filantropi, Bupati Kunjungi Rumah Anak Asuh SADaR Pidie

Blusukan dilakukan untuk melihat secara langsung kegiatan yang selama ini dilakukan oleh para relawan Gerakan Pidie Mengajar melalui program SADaR.

Penulis: Yusmadi | Editor: Yusmadi

1. Histeris Rosniar Buruh Tani

Ada nuansa berbeda saat Bupati Pidie, Sarjani Abdullah menyambangi rumah Anak Asuh Pidie Mengajar di Gampong Gampong, Kecamatan Pidie.

Bupati disambut histeris oleh Rosniar, istri Abdurrahman (45), buruh tani yang tinggal di gubuk reot dan membiayai tiga anak yang masih sekolah.

Rosniar menangis karena terharu dengan kedatangan Bupati, dan mengaku seperti bermimpi disambarin oleh pejabat nomor satu di Pidie.

"Lagei lam lumpoei (seperti bermimpi),” ujar Rosmaniar yang tidak bisa menahan tangisan dan terlihat terisak. “Nyoe keuh rumoh kamoe pak Bupati, bahagia that troek, (inilah rumah kami, berbahagialah bapak sampai di rumah kami),” lanjut Rosniar.

Menurut pengakuan Rosniar, sudah tidak terhitung lagi jumlah proposal rumah yang dibuat dan diajukan, bahkan banyak sekali yang datang memfoto rumahnya dengan janji, tapi sampai sekarang belum terwujud, bahkan pernah tahun lalu ada namanya, tapi namanya hilang saat pembangunan rumah.

“Saya datang karena ingin melihat kondisi yang sebenarnya, karena selama ini kami hanya mendengar dari Pidie Mengajar. Untuk tahun ini kita tidak mau ada yang tidak tepat sasaran,” kata Sarjani.

Kebahagian Mansyur

Blusukan dilanjutkan ke Ribeun Busu, Mutiara Pidie, rombongan Bupati melihat kondisi gubuk Mansyur, buruh panjat kelapa yang ukuran 2 M x2 M, di rumah yang kecil tersebut tinggal Mansyur dan tiga anaknya, tanpa kamar dan yang menyedihkan lagi istri Mansyur baru siap bersalin dengan tempat yang sempit dan berdesakan saat tidur.

Bupati prihatin, “lagei nyoe ureung drouneuh tinggai, Subhanallah kamoe meudesya that sibagoe pemimpin (seperti ini tempat tinggal, Subhanallah, kami berdosa sebagai pemimpin),” ujar Sarjani. 

Sarjani mengatakan akan berusaha agar bisa membangun rumah Mansur tahun ini.

Mengunjungi Sofyan

Selain mengunjungi rumah warga tak layak huni, Bupati Sarjani juga melihat Sofyan (43), warga Gampong Busu, Kecamatan Mutiara yang menggalami kecelakaan dan hidup sebatang kara.

Akibat kecelakaan tersebut, Sofyan harus dipasang besi di kaki tapi karena sofyan tidak tahan sakit, sehingga pen dibuka secara manual tanpa penanganan medis. Padahal Sofyan sudah, ditangani secara medis, tapi beliau takut diamputasi sehingga Sofyan memilih menahan sakit.

Bupati Sarjani sangat terharu menyaksikan kondisi Sofyan. “Sungguh sangat sayang kami melihat penderitaan saudara kita ini,” ujarnya.

Sofyan tinggal di rumah berdinding pelepah rumbia, dan berukuran 1 meter x 1 meter, selama ini kebutuhan dan yang merawat Sofyan adalah swadaya masyarakat secara bergilir termasuk menjaga kebutuhan makannya..

Bupati meminta kepada tokoh masyarakat untuk membawa Sofyan ke rumah sakit dan Bupati akan menanggung semua pembiayaan untuk kebutuhan Sofyan. 

Halaman
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved