Ratusan Ton Semangka Mulai Membusuk

Tidak kurang dari 400 ton semangka produksi petani di Kecamatan Jangkabuya, Pidie Jaya

Editor: bakri

MEUREUDU - Tidak kurang dari 400 ton semangka produksi petani di Kecamatan Jangkabuya, Pidie Jaya (Pijay), kini mulai membusuk akibat lesunya permintaan pasar dan kurangnya peran pemerintah dalam mengupayakan proses pascapanen dan pemasaran produk ke luar Aceh.

Sementara, untuk pasar lokal, pedagang buah maupun penjual minuman segar kurang berminat membeli buah berair ini, menyusul cuaca hujan dalam satu minggu terakhir. Apalagi, beberapa kabupaten lainnya juga sedang memanen komoditi serupa. “Tahun lalu harga jual rata-rata Rp 2.000/Kg, tapi panen kali ini hanya dinilai Rp 800/Kg. Itu pun sulit terjual,” kata Muzakkir, petani semangka di Jangkabuya, Minggu (29/5).

Ia dan beberapa petani lainnya mengaku, sudah berusaha menghubungi sejumlah agen penampung di beberapa kota di Aceh, termasuk Medan (Sumut). Tapi kebanyakan daerah juga sedang memanen buah Semangka, sehingga banyak agne penampung yang menolak. “Petani terpaksa menjual sendiri buah semangka yang dipanennya secara eceran. Sehingga hasil yang didapat tidak maksimal, dan banyak yang sudah membusuk,” tambah Muzakkir, yang juga salah seorang keujruen blang di Jangkabuya.

Di Kecamatan ini, luas penanaman semangka mencapai 200-an hektare yang ditanam oleh lebih dari 250 petani. Lahan kebun semangka terluas terdapat di hamparan sawah Gampong Jurong Minje dan Jurong Teungoh, yang luasnya hingga 150 hektare. Sementara lokasi lainnya, Gampong Reului Mangat serta Gampong Cot dan sekitarnya.

“Panen raya berlangsung sekitar sepuluh hari lalu dan hingga kini masih sulit terjual karena hanya mengandalkan pasar lokal,” timpal Safuadi dan Dahlan.

Amatan Serambi kemarin, sejumlah petani semangka di Jangkabuya, terpaksa menggelar lapak kaki lima di sepanjang jalan bekas rel kereta api di kecamatan itu. Dari pagi hingga petang, mereka beramai-ramai mangkal di lokasi itu. Namun dari pengakuan petani yang kini juga pedagang itu, dari ratusan ton semangka milik seluruh petani, hanya ratusan kilogram saja yang mampu terjual dengan harga sangat murah (Rp 800/Kg).

Sementara, petani yang kini masih terus memanen buah semangka karena sudah tiba masa untuk dipetik, tersebar di Gampong Manyang Lancok dan Blang Awe, Kecamatan Meureudu. Kawasan lainnya yakni di Kecamatan Trienggadeng yang tersebar di Gampong Meue, Gampong Keude dan Gampong Cot Lheue Reng. Petani di wilayah ini, kini juga harap-harap cemas karena kondisi alam yang sering diguyur hujan, membuat semangka siap panen cepat membusuk.

Sebagaian petani di Gampong Jurong Minje dan Teungoh, Kecamatan Jangkabuya, kepada Serambi mengisahkan nasib getir yang mereka alami. Mereka berharap, bertanam semangka seusai panen padi rendengan (pade thon), menjadi harapan petani untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Hal ini juga sesuai imbauan pemerintah termasuk TNI di koran-koran, untuk memanfaatkan lahan secara lebih produktif.

Namun karena pemerintah tidak memikirkan pemasarannya, hasil panen ini pun terpaksa dipikirkan sendiri oleh petani. Sementara pemerintah yang memiliki organ dan unit-unit bisnis seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) tidak peduli persoalan ini.

“Kami meminta pemerintah tyidak hanya pandai mengimbau malah bahkan memaksa petani untuk produktif, sementara pemerintah tak punya solusi dalam hal pemasarannya,” tukas Sawiyah, petani semangka di Jangkabuya.

Padahal ia berharap, hasil semangka ini bisa menutupi kerugiannya saat panen padi sebelumnya. “Nasib kami benar-benar apes, panen padi yang memuaskan, hasil semangka pun tak tahu harus dipasarkan kemana. Padahal modal yang kami pinjam harus kami kembalikan. Lalu bagaimana petani bisa sejahtera,” ujarnya.

Petani lainnya, Dahlan, yang menanam semangka di areal seluas seperempat hektare dengan modal Rp 2,8 juta, mengaku hanya bisa meraup panen senilai Rp 3.200.000. “Karena hasil yang didapat sekitar 4 ton dengan harga jual cuma Rp 800/Kg,” katanya.(ag)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved