Pemberdayaan Masyarakat dalam Visi-Misi Cagub Aceh

Namun pada frasa “mempercepat dan memperkuat” telah memberi kesan pengakuan terhadap pembangunan masyarakat yang telah sedang berlangsung dan dilakukan oleh masyarakat, namun sayangnya kalimat setelah “mempercepat dan memperkuat” belum mengarah pada kondisi yang dimiliki masyarakat Aceh karena bersifat abstrak. Secara umum pasangan calon ini belum menempatkan masyarakat sebagai kelompok yang paling tahu terhadap masalahnya dan pemerintah hanya pada posisi dan peran pendorong atau penyokong pembangunan masyarakat.

Frasa pada kalimat awal visi misi sangat menentukan peran dan posisi masyarakat Aceh menurut para pasangan calon atau tim suksesnya. Perspektif yang menempatkan masyarakat sebagai objek pembangunan akan mengakibatkan arah dan kuasa pembangunan semata-mata dimiliki oleh pemerintah. Padahal dalam konsep pembangunan terkini, peran dan posisi pemerintah lebih kepada fasilitasi, koordinasi dan membangun sinergi antar-stakeholder pembangunan.

Strategi pembangunan masyarakat Aceh pada visi dan misi pasangan calon yang menempatkannya sebagai subjek pembangunan akan mendorong sense of belonging masyarakat terhadap pembangunan itu sendiri. Rasa memiliki tersebut sangat penting dalam meningkatkan kualitas pembangunan, efesiensi, serta dalam menjaga mutu dan fungsi pembangunan.

Selain itu juga, perlakuan masyarakat sebagai subjek pembangunan akan mendorong meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang berarti munculnya kesediaan masyarakat untuk terlibat dan berbagi resources dengan pemerintah. Hal tersebut akan memberi peluang pada pemerintah memperbanyak bidang pembangunan lainnya yang belum tersentuh selama ini.

* Nasrulzaman, S3 Pemberdayaan Masyarakat, Dosen Kopertis Wilayah XIII Aceh, dan Direktur Eksekutif CSR Institute. Email: nasrulzaman@gmail.com