Pasar Grong-Grong Jorok dan Bau
Kondisi lingkungan Pasar Grong-Grong yang menjadi pusat perbelanjaan di kecamatan itu, sangat tidak sehat
SIGLI - Kondisi lingkungan Pasar Grong-Grong yang menjadi pusat perbelanjaan di kecamatan itu, sangat tidak sehat karena jorok dan bau. Sampah membusuk bertebaran di dalam kompleks pasar, ditambah lagi saluran pembuang (drainase) tersumbat. Saat musim hujan, air drainase yang kotor dan bau pun meluber. Membuat pedagang dan pembeli tak betah berlama-lama di pasar ini.
Pedagang pun memprotes Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie yang dinilai tidak memiliki perhatian sedikitpun terhadap kondisi pasar ini. Padahal, ratusan warga setiap hari berbelanja di pasar ini, dan menyumbang retribusi cukup besar yang menjadi pendapatan (PAD) bagi Pemkab setempat.
“Sudah tiga puluh tahun pasar ini tidak pernah direhab dan tidak ada inisiatif sedikitpun dari pemerintah untuk memperbaiki kondisi lingkungan pasar yang jorok dan bau ini. Padahal, perputaran uang di pasar ini luar biasa, karena banyak didatangi pembeli bahkan dari luar Kecamatan Grong-Grong,” ujar Ibrahim, pedagang buah di pasar itu, Sabtu (4/2).
Amatan Serambi, kemarin, air got (drainase) berwarna hitam meluber hingga ke jalan masuk menuju pasar tersebut. Tumpukan sampah memenuhi saluran air yang tergenang, sehingga menebarkan bau busuk. Setiap pedagang dan pembeli yang ditanyai Serambi, memberi komentar yang sama terkait kondisi pasar. Yakni jorok dan bau. Namun mereka tetap saja berbelanja di pasar itu, karena di pasar itu cukup banyak menyediakan barang kebutuhan rumah tangga hingga makanan dan minuman, meski dijual di lingkungan yang sangat tidak sehat.
Sejumlah pengunjung pasar yang ditanyai Serambi, juga mengaku sangat terganggu dengan kondisi pasar yang becek dan aroma tak sedap dari sampah membusuk yang bertebaran. “Banyak pejabat Pemkab Pidie yang juga berbelanja di sini, tapi tak ada yang peduli. Pemerintah hanya tahu menarik pajak/retribusi, tapi tidak tahu atau memang tidak mau tahu dengan pengelolaan pasar ini,” ujar seorang pengunjung pasar saat sedang berbelanja di pasar tersebut.
Menurut beberapa pedagang, kondisi becek ini terjadi setiap kali turun hujan karena saluran pembuang di pasar itu tidak berfungsi. Imbasnya, air limbah pasar meluber ke jalan dan lorong-lorong di dalam pasar. “Penanganan sampah di Pasar Grong-Grong juga tidak dilakukan secara terpadu. Bahkan, tempat membuang sampah pun tidak disediakan pemerintah,” ungkap pedagang lainnya.(naz)
Anggota DPRK Pidie, T Saifullah MS, yang ditanyai Serambi, menjelaskan bahwa selama ini tidak ada usulan rehab Pasar Grong-Grong yang diajukan eksekutif ke pihak legislatif. Karena menurutnya, upaya memerbaiki lingkungan pasar ini seharusnya muncul dari dinas terkait yang memang mengurusi pasar.
“Saya melihat, kondisi pasar ini sangat tidak sehat dan rawan penyakit. Karena banyak sampah dan air genangan yang kemudian menjadi sarang nyamuk. Jelas, pasar ini tidak sehat dan tidak nyaman bagi pedagang maupun pembeli,” kata T Saiful.
Ia juga mengakui, bahwa pasar Grong-Grong merupakan pasar tradisional yang sangat ramai dikunjungi warga untuk berbelanja setiap harinya. “Dinas terkait seharusnya tahu bagaimana mengelola pasar, sehingga bisa memberi kenyamanan pedagang dan pembeli. Karena retribusi dari pasar termasuk andalan Pemkab dalam perolehan PAD setiap tahunnya,” ujarnya.
Ia pun berharap, Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, menyikapi kondisi pasar tersebut. “Saluran yang tidak berfungsi harus diperbaiki dan diperlebar, sehingga air leluasa mengalir. Sampah juga harus diangkut secara rutin agar tidak menumpuk berhari-hari,” sarannya.
Kepala Bidang (Kabid) Pasar di Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Pidie, T Irwansyah MM yang dihubungi Serambi, Sabtu (4/2) mengatakan, pihaknya segera akan turun ke Pasar Grong-Grong, guna melihat penyebab drainase di pasar tersebut tidak berfungsi, termasuk persoalan lainnya yang dikeluhkan pedagang.
“Untuk tahun ini, tidak ada dana untuk memperbaiki drainase pasar Grong-Grong dalam APBK yang telah disahkan. Tapi, kami akan mencari dana dari APBK-perubahan atau dana Otsus untuk memerbaiki drainase itu,” kata T Irwansyah.
Ia berjanji, Disperdagkop-UKM Pidie akan berupaya mencari solusi dalam menciptakan pasar Grong-Grong yang bersih. Sebab, Pasar Grong-Grong tempat perputaran ekonomi bagi masyarakat.(naz)