Premium Makin Langka

Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Aceh tidak lagi menyediakan bahan bakar jenis premium

Editor: bakri
Stok premium di SPBU Batoh di Jalan Mr Mohd Hasan, Banda Aceh, Senin (12/6) sore habis. Jatah premium untuk SPBU tersebut sebanyak 16 ton hanya cukup untuk dua sampai tiga hari. SERAMBI/EDDY FITRIADY 

BANDA ACEH - Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Aceh tidak lagi menyediakan bahan bakar jenis premium dalam jumlah mencukupi. Bahkan ada SPBU yang memilih tidak lagi menjual sama sekali jenis BBM ini. Masyarakat terkesan dipaksa beralih ke pertalite atau pertamax.

Penelusuran Serambi di Sigli, Senin (12/6) kemarin, premium semakin susah didapat. “Sudah beberapa kali saya mau isi premium, tahu-tahu habis. Selama bulan Ramadhan, sering kali ditempel tulisan premium habis. Dengan terpaksa saya membeli pertalite,” kata Junaidi, seorang sopir labi-labi di Sigli.

Sejumlah warga lainnya juga mengeluhkan hal serupa. Muhammad (40), tukang becak dari Beureunuen, meluapkan kekecewaan karena premium sering habis. “Apakah jatah memang dikurangi dari Pertamina atau SPBU yang enggan menjual karena untungnya kecil,” keluh Muhammad.

Beberapa petugas SPBU yang ditanyai Serambi, Senin (12/6) mengakui bahan bakar premium kerap habis menjelang sore. Soalnya, jatah yang diberikan Pertamina memang 8 ton, sementara kebutuhan sampai 24.000 ton per hari. Idealnya, kata dia, Pertamina harus menyuplai sampai 24 ton per hari.

“Jika permintaan banyak, maka premium akan habis dalam waktu beberapa jam. Sebaliknya, jika permintaan sepi, bisa bertahan sampai esok hari,” ujar seorang petugas di SPBU Bambi, Pidie.

Fenomena yang sama juga terjadi di SPBU Miko dan SPBU Keuniree, masih di wilayah Pidie. Seringkali stok yang baru dipasok habis dalam waktu beberapa jam. Namun, pernah pula bertahan sampai esok pagi.

“Kalau dibilang langka, ya langka, karena stoknya memang terbatas,” kata seorang petugas di SPBU tersebut.

Sementara di Meulaboh, dari empat SPBU, satu di antaranya tidak menjual premium. Sedangkan tiga SPBU lainnya tetap menjual seperti biasa, meskipun dengan stok yang juga terbatas.

SPBU yang tidak menjual premium adalah SPBU Manekroo. Mereka hanya menjual pertalite, pertamax, dan solar. Sudah sebulan lebih premium kosong di SPBU Manekroo. Warga di Meulaboh pun mengeluh, apalagi lokasi SPBU Manekroo terletak di pusat kota. Warga terpaksa membeli pertalite yang merupakan BBM nonsubsidi dengan harga lebih mahal. “Kami berharap semua SPBU menyediakan bensin. Terutama untuk kendaraan roda dua,” kata Januar, seorang warga Meulaboh.

Kondisi serupa juga terjadi di Lhokseumawe. Meskipun petugas SPBU mengaku premium di SPBU mereka tidak langka, namun pasokan dari Pertamina memang dibatasi.

Pengawas SPBU di kawasan Cunda, Azhari mengatakan, biasanya kekosongan hanya sekitar satu jam saja. “Bila terjadi kekosongan premium di tempat kami, hanya satu jam saja, karena setelah itu tiba kembali. Sedangkan untuk jatah pertalite memang tidak terbatas,” kata Azhari.

Kata dia, banyak memang warga yang ingin sepeda motornya diisi premium yang masih berharga Rp 6.450, karena bahan bakar alternatif lain lebih mahal.

Amatan Serambi di SPBU Batoh di Jalan Dr Mr Mohd Hasan Batoh, Lueng Bata, Banda Aceh, pada Senin (12/6) sore, stok premium habis. Hal itu terlihat dari pamflet besi yang bertuliskan “Premium Habis” di dekat mesin pengisian bahan bakar.

Seorang petugas bernama Nasri bersedia diajak bicara soal isu kelangkaan premium. Menurut Nasri, saat ini premium belum bisa disebut langka di Banda Aceh, tapi memang ada pembatasan. “Saat ini Pertamina memberi jatah 16 ton premium kepada kami. Biasanya bisa bertahan dua sampai tiga hari,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, stok premium di SPBU Batoh masih terkendali, meskipun premium baru habis pada pukul 17.00 WIB. “Habis bensin di sore hari itu biasa. Besok juga mobil tankinya akan datang lagi,” kata Nasri.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved