Premium Makin Langka

Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Aceh tidak lagi menyediakan bahan bakar jenis premium

Editor: bakri
Stok premium di SPBU Batoh di Jalan Mr Mohd Hasan, Banda Aceh, Senin (12/6) sore habis. Jatah premium untuk SPBU tersebut sebanyak 16 ton hanya cukup untuk dua sampai tiga hari. SERAMBI/EDDY FITRIADY 

Dia juga mengungkapkan bahwa saat ini setiap SPBU tidak diizinkan lagi menjual premium ke pedagang eceran. Pihaknya tidak dibenarkan melayani pembeli bensin dengan jeriken. “Kami tidak boleh layani pedagang eceran beli premium. Karena premium khusus untuk mobil dan sepmor saja,” jelasnya.

Sementara itu di SPBU Lamsayuen Jalan Soekarno-Hatta, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, stok premium masih tersedia. Syubban, seorang petugas di sana mengatakan pihaknya menerima pasokan premium rata-rata 8 ton setiap harinya. “Dalam seminggu, hanya Rabu dan Minggu saja tidak diantar. Tapi pada waktu tertentu, Pertamina bisa kasih 12 ton,” ujar dia.

Saat ditanya tentang larangan premium untuk eceran, Syubban mengaku ketentuan itu sudah berlaku sejak awal tahun 2017. “Pembeli eceran tidak boleh lagi ambil premium, kami arahkan ke pertalite. Memang sudah begitu peraturannya,” ujar pria yang sudah bekerja di SPBU Lamsayuen sejak April 2015, saat SPBU tersebut buka perdana.

Pantauan Serambi, dalam sebulan terakhir ini hampir semua SPBU di kawasan Banda Aceh pernah mengalami kekosongan premium seperti SPBU Lamnyong, SPBU Lambhuk, SPBU Gampong Mulia, SPBU Simpang Jam, SPBU Lampeunurut, SPBU Ulee Lheu, dan SPBU Batoh.

Mahfud, pengelola SPBU Simpang Jam mengakui jika sejak 1,5 bulan terakhir pihak Pertamina memang mengurangi jatah minyak jenis premium untuk SPBU, jika biasanya diberikan 24 ton per hari, saat ini hanya diberikan 8 ton. Namun khusus hari Sabtu biasanya diberikan hingga 16 ton. Menurutnya, hal itu karena Pertamina ingin mengutamakan penjualan BBM jenis pertalite.

Ternyata bukan cuma premium yang langka. Nelayan di Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, dalam sepekan terakhir kesulitan memperoleh solar dari SPBU di kecamatan itu dan kecamatan lainnya. Akibatnya, sebagian nelayan tak bisa melaut.

Sudirman (40), nelayan asal Lancang Barat kepada Serambi, kemarin menyebutkan, kebutuhan solar untuk sekali melaut mencapai 200 liter lebih. Namun, dirinya dan juga nelayan lain hanya bisa mendapatkan solar dari SPBU di kecamatan itu sekitar satu jeriken yang berisi belasan liter saja. Jumlah ini tidak mencukupi untuk melaut seperti biasanya.

“Saya tidak tahu sebabnya. Kami juga terkejut ketika kami hendak membeli solar dalam jumlah banyak sesuai kebutuhan boat. Mereka menyebutkan, tidak boleh membeli dalam jumlah yang banyak lagi seperti biasa, kemudian di SPBU lain di Kecamatan Muara Batu juga demikian,” kata Sudirman kepada Serambi, kemarin.

Tauke Boat Kecamatan Dewantara Maherli menyebutkan, banyak boat miliknya selama sepekan terakhir tak bisa dioperasikan secara maksimal untuk menangkap ikan di laut. “Ada 12 boat saya di Dewantara, tetapi sebagian masih bisa melaut meskipun dengan jarak terbatas,” katanya.

Disebutkan, nelayan juga berusaha mencari solar ke SPBU di Lhokseumawe dan juga Muara Batu, tapi mereka hanya bisa mendapatkan dalam jumlah 10 sampai 20 liter saja. “Sebagian besar warga di Dewantara memang semata-mata berharap dari hasil tangakapan laut. Apalagi dalam pekan ini mereka tak bisa melaut, “ katanya.

Panglima Laot Dewantara, Didi Darmadi kepada Serambi menyebutkan, jumlah nelayan dari tujuh desa di Dewantara mencapai 1.200 orang yang tersebar di Desa Tambon Baroh, Keude Krueng Geukueh, Bangka Jaya, Bluka Teubai, Lancang Barat, Geulumpang Sulu Timu, dan Geulumpang Sulu Barat.

Dengan jumlah nelayan yang lebih 1.000 orang lebih, dia berharap agar dapat dibangun SPBU khusus nelayan di kawasan itu, sehingga ke depan nelayan tidak kesulitan lagi memperoleh BBM. “Tentu mereka sangat kesulitan terutama untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi sudah dekat dengan Lebaran, karena itu kita berharap supaya persoalan ini bisa segera diatasi,” kata Didi.(jaf/bah/aya/riz/fit/mun)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved