Polisi Periksa Tukang Urut Salsa
Untuk mengungkap ada tidaknya penganiayaan terhadap Salsa Sabila, bocah 2,5 tahun asal Gampong Krueng
* Pamannya Diperiksa Ulang
SIGLI - Untuk mengungkap ada tidaknya penganiayaan terhadap Salsa Sabila, bocah 2,5 tahun asal Gampong Krueng Seukek, Kecamatan Tangse, Satreskrim Polres Pidie mulai memeriksa tukang urut Kamaliah Daud (60), warga Gampong Blang Malou, Kecamatan Tangse. Ia diperiksa karena pernah mengurut Salsa saat bocah itu dibawa pamannya, Tarmizi Sulaiman bersama Nuraini Ismail (wawak Salsa) ke rumah Kamaliah.
Saat itu, Salsa sakit cacar dan patah tangan kirinya akibat kecelakaan tunggal sepeda motor (sepmor). Kecelakaan terjadi di Gampong Krueng Seukek saat bocah yatim itu dibawa pamannya ke Puskesmas Pembantu (Pustu) Blang Malou untuk berobat.
“Kita telah meminta keterangan Kamaliah selaku tukang urut. Sebagai saksi yang ia diperiksa selama dua jam di ruangan penyidik Reskrim Polres Pidie, Jumat (18/8),” kata Kapolres Pidie, AKBP Andy Nugraha Setiawan Siregar SIK didampingi KBO Reskrim, Ipda Iskandar Salian, kepada Serambi di Sigli, Senin (21/8).
Menurut Andy, berdasarkan keterangan Kamaliah yang sempat menangani Salsa, tangan kiri bocah itu terkilir di bagian tengah. Tangannya membengkak dan suhu tubuhnya panas. Muka bocah itu pun merah dan gatal-gatal.
Berdasarkan pengakuan Kamaliah, Salsa saat itu tak henti-hentinya menggarut wajahnya.
“Tapi Kamaliah tidak mengetahui apa yang menyebabkan tangan bocah itu terkilir. Saksi hanya mengutip keterangan paman Salsa, yakni Tarmizi Sulaiman yang mengatakan tangan Salsa terkilir akibat kecelakaan lalu lintas,” ujar Andy Nugraha.
Selain tukang pijat, polisi juga telah memeriksa dr Ikhsan SpOT MKes di Rumah Sakit Umum (RSU) Tgk Chik Di Tiro Sigli. Soalnya, Dokter Ikhsanlah yang menangani Salsa saat bocah itu dirujuk ke rumah sakit tersebut.
Hasil diagnosis Dokter Ikhsan ternyata Salsa mengalami patah tangan kiri di bagian atas dan bagian tengah akibat trauma tumpul.
Polisi dari Polsek Tangse juga berupaya meminta keterangan dari saksi lainnya, yakni Mantri Marzuki Salat (60) dan Mantri Kadir. Namun, tak berhasil diperoleh keterangan penting, karena kedua mantri itu tidak ingat lagi apakah bocah Salsa pernah dibawa pamannya berobat ke kedua mantri itu atau tidak.
“Sekarang hanya tersisa satu saksi lagi yang belum diperiksa, yakni Dokter Aci di Gampong Jeumpa, Kecamatan Sakti. Sebab, sebelum Salsa dirujuk ke RSU Sigli, Tarmizi selaku paman korban lebih dulu membawa Salsa ke Dokter Aci. Rencana dokter tersebut diperiksa sebagai saksi pada hari ini,” jelasnya.
Menurut Kapolres Andy, dalam mengungkapkan kasus itu polisi telah memeriksa sebelas saksi. Mereka adalah Nuraini Ismail (wawak Salsa), Tarmizi Sulaiman (paman Salsa), Teuku Junaidi (Sekdes Gampong Krueng Seukek), Abububakar (tuha peuet gampong), Cut Ainul Mardiyah Ismail (ibu kandung Salsa), Saiful Ikhwan (ayah tiri Salsa), Rahmani Zulkifli (saksi yang melihat kecelakaan sepmor), dr Ikhsan SpOT (dokter yang menangani Salsa), Marzuki (mantri), Kadir (mantri), dan Kamaliah (tukang urut).
Dijelaskan, dari sebelas saksi yang telah dikorek keterangan, polisi belum menemukan adanya indikasi penganiayaan terhadap Salsa dilakukan Cut Ainul Mardiyah dan Saiful Ikhwan.
Begitupun, lanjutnya, polisi akan memanggil saksi lainnya yang dinilai ada kaitannya dengan kasus yang semula diduga ada unsur penganiayaannya ini. Telanjur berkembang ke publik bahwa terjadi penganiayaan terhadap Salsa karena mukanya lebam dan tangan kirinya patah.
“Nah, siapa yang pertama mengembuskan ada penganiayaan terhadap Salsa Sabila, sehingga begitul viral isu itu di RSU Sigli? Untuk itu, kepolisian akan menelusurinya,” kata Kapolres.