LIPSUS Proyek Tinja di Makam Ulama

Kuberi Koin Emas Kau Balas ‘Kolam Tinja’

Proyek tersebut juga merusak situs bekas masjid, Istana Darul Makmur, dan makam ulama besar, yaitu Syeik Jamaluddin Al Samarkandi.

Penulis: Amirullah | Editor: Muhammad Hadi
Arif Ramdan, Wartawan Harian Serambi Indonesia 

Kawasan itu sudah berbaik hati ‘memberi’ koin emas sumber rezeki berlimpah empat tahun lalu, kenapa kini tega membalas ‘kekeramatan’ nya itu dengan siraman air limbah dan kolam tinja ke makam para ulama. Terlalu! 

SATU pekan ini saya intens membaca berita juga ragam informasi yang beredar pesat di sosial media terkait pengerjaan proyek Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) tempat pembuangan akhir yang berada di kawsan Gampong Pande dan Gampong Jawa, Banda Aceh.

Informasi ini menjadi viral di sosial media saat diketahui proyek tersebut ternyata mengganggu situs sejarah kawasan makam-makam ulama penyebar Islam dan sebagai kawasan cikal bakal berdirinya Kota Banda Aceh.

Tidak sedikit para ahli dan juga orang yang ‘mengaku’ ahli sejarah atau tiba-tiba menjadi pecinta sejarah mengulas ragam argumentasi agar proyek itu dihentikan dengan alasan merusak situ sejarah kerajaan Islam di Aceh.

Baca: Temuan Koin Emas Hebohkan Kutaraja

Warga memperlihatkan koin emas (mata uang Dirham) yang ditemukan di kawasan tambak Desa Merduati, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, Senin (11/11/2013). Koin emas kuno yang diperkirakan berjumlah ribuan itu pertama kali ditemukan dalam sebuah peti kuno oleh seorang pencari tiram dan dijual ke toko emas di Pasar Atjeh hingga seratusan juta rupiah.

Untuk semangat ini, kita bisa beri apresiasi sebab demi menyelamatkan warisan leluhur dari mana orang di sini berasal.

Di kawasan itu, sebagaimana diulas Arkeologi Dr Husaini Ibrahim, MA merupakan kawasan di mana para ulama penyebar islam dimakamkan.

Proyek tersebut juga merusak situs bekas masjid, Istana Darul Makmur, dan makam ulama besar, yaitu Syeik Jamaluddin Al Samarkandi.

Diskusi-diskusi di jejaring sosial mengungkap banyak fakta seputar kawasan ini, sebagai situs sejarah di mana kejayaan Islam bermula di Aceh.

Baca: Dua Pedang Berlapis Emas Ditemukan di Lokasi Penemuan Koin Emas

Warga berusaha memotret pedang kuno yang diamankan di Kantor Geuchik Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, Rabu (13/11). Dua bilah pedang yang diyakini berlapis emas dan bertuliskan Shaver Cool V.O.C (Vereenigde Oostindische Compagnie) tersebut ditemukan seorang warga yang sedang mencari koin emas di Kuala Krueng Geudong gampong setempat sekitar pukul 15.00 WIB sore. SERAMBI/M ANSHAR

Masih ingat? Kehadiran koin emas dalam jumlah banyak yang mengundang banyak pendulang datang ke kawasan ini pada akhir November 2013.

Penemuan koin emas di Gampong Pande menyedot perhatian warga. Kemudian beramai-ramai orang mendulang dalam kolam berharap rezeki di kawasan bekas timbunan lumpur tsunami itu.

Ada koin yang berhasil terjual hingga miliaran rupiah, paling rendah warga yang beruntung menjualnya dengan harga 500 ribu rupiah.

Saat itu, Gampong Pande memberi banyak berkah bagi semua, apalagi keadaan ekonomi saat itu sedang melemah di mana daya beli masyarakat berkurang alias sedang susah.

Baca: Misteri Koin Emas Gampong Pande Terkuak

Warga mencari koin emas (mata uang Dirham) di tambak Desa Merduati, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, Selasa (12/11). Koin emas kuno yang diperkirakan berjumlah ribuan itu pertama kali ditemukan dalam sebuah peti kuno oleh seorang pencari tiram dan dijual ke toko emas di Pasar Atjeh hingga seratusan juta rupiah. SERAMBI/BUDI FATRIA
Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved