LIPSUS Proyek Tinja di Makam Ulama
IPAL dan Misteri Raja Sulaiman di Gampong Pande (3)
Gampong Pande dulunya juga memiliki pelabuhan laut dan menjadi jalur lintasan kapal hingga ke pante pirak (Simpang Lima sekarang).
Penulis: Muslim Arsani | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM - Gampong Pande dalam likur sejarah adalah sebuah kota tua dan tempat ditemukan banyak arkeologi Islam.
Lokasi Gampong Pande terhampar luas di atas bekas kerajaan Hindu Indrapurba yang diduga sebagai negeri dari Lamuri.
Pada masanya kawasan ini menjadi pusat aktivitas para teknokrat, termasuk juga para ahli batu dan ahli besi.
Dari bukti-bukti sejarah yang ada di lokasi ini banyak ditemui makam-makam raja petinggi kerajaan yang pernah berkuasa di Aceh.
Karena itu Gampong Pande bukan hanya sebagai pusat kota, namun juga menjadi pusat kerajaan.
Bahkan Gampong Pande kini ditetapkan sebagai titik nol bermulanya Kutaraja atau Banda Aceh sekarang.
(Baca: PENGANTAR Lipsus Proyek Tinja di Makam Ulama)
(Baca: VIDEO: Liputan Khusus, Proyek Tinja di Makam Ulama)
Arkeolog Aceh Dr Husaini Ibrahim menyebutkan sebuah kekeliruan jika menyatakan kawasan pembangunan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) yang merupakan proyek strategis nasional di Aceh, tidak termasuk dalam kawasan situs bersejarah karena dianggap berada di wilayah Gampong Jawa.
Padahal dilihat dari sejarahnya kawasan kerajaan Aceh cukup luas.
Termasuk area pembangunan IPAL, menurut Husaini menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Aceh Darussalam dulunya.
Husaini menjelaskan setidaknya ada tiga kompleks makam terdapat di Gampong Pande, makam Teungku Di Anjong, makam raja dan makam Putro Ijoe.
Ketiganya sekarang menjadi masuk dalam cagar budaya yang dilindungi.
(Baca: Miris, Makam Ulama di Banda Aceh Jadi Tempat Pembuangan Limbah)
Gampong Pande dulunya juga memiliki pelabuhan laut dan menjadi jalur lintasan kapal hingga ke pante pirak (Simpang Lima sekarang).
Sesuai dengan namanya, Gampong Pande juga tempat aktivitas perbengkelan, pedagangan dan pusat pemerintahan dan makam raja.
(Baca: Karena Sejarah Dikira Dongeng (Meratapi Gampong Pande))
“Kalau di area atas adalah kawasan makam raja, kalau sebelah laut adalah tempat makam ulama. Karenanya yang terkena pembangunan IPAL ini adalah berada di area makam ulama,” ujarnya.
(Baca: Ironi Penguasa di Tanah Para Raja (1))
Sebagai seorang arkeolog, Husaini berpendapat seharusnya pemerintah dapat mengkaji kembali lokasi pembangunan IPAL.
”Perlu ada solusi agar pembangun bisa jalan, dan keberadaan situs peninggalan kerajaan juga bisa terselamatkan,” ujarnya.
(Baca: Menemukan Masjid Kerajaan hingga Merusak Kawasan Inti Situs (2))
Menurutnya ada satu misteri yang hingga kini belum terpecahkan di Gampong Pande.
Yakni keberadaan makam Raja Sulaiman yang pernah ditawan Sultan Iskandar Muda saat mengepung Portugis.
Raja Sulaiman berasal dari Keudah, Malaysia.
Ia ditawan sultan dan diberi kewenangan untuk memimpin rakyatnya di Keudah dan Pelanggahan, yang kemudian keduanya sekarang dikenal sebagai desa di Kecamatan Kutaraja.
Di akhit hayatnya Raja Sulaiman mangkat di Aceh. Diperkirakan Raja Sulaiman dimakamkan di kawasan Gampong Pande.
“Kalau ditemukan makamnya suatu waktu nanti, ini adalah sebuah temuan besar dalam sejarah Aceh,” ujarnya.(Anshari Hasyim)