Tak Ada yang Peduli, Mahasiswa Bilang Jual Saja Asrama Aceh di Malang
Sejak aset itu terbeli pada tahun 2002, Husni terus mendesak Pemerintah Aceh untuk segera mengurus perubahan status tanah beserta bangunan asrama itu.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
"Bangunan ini aset mati, sementara anak-anak ini aset hidup bagi Pemerintah Aceh. Ini harus segera ditindaklanjuti, jangan sampai menunggu terjadi seperti kasus Asrama Mahasiswa Aceh di Yogyakarta,” ujarnya.
Untuk diketahui, Husni Ali saat ini menjabat sebagai Penasihat Keluarga Tanah Rencong (KTR) dan Penasihat Ikatan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Aceh (IPPMA) Malang Raya.
Ia menyebutkan, saat ini ada sekitar 200 KK asal Aceh yang menetap di Malang. Sementara jumlah mahasiswa mencapai 300 orang.
“Kalau memang Pemerintah Aceh tidak mau peduli lagi dengan aset ini, mungkin saya juga akan menjualnya. Nanti uangnya dikembalikan ke Pemerintah Aceh atau saya serahkan untuk para mahasiswa ini,” tukas pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (PELTI) Kota Malang ini.
Mendengar itu, sejumlah mahasiswa yang sedari tadi menyimak langsung menyahut. “Uangnya untuk beasiswa kami saja Pak.”
Asrama Cut Meutia

Kondisi yang lebih baik dialami oleh Asrama Cut Meutia yang berada persis di seberang jalan depan Asrama Tgk Chik Ditiro.
Asrama yang dibeli pada tahun 2007 ini, sudah resmi beralih status menjadi milik Pemerintah Aceh. Karena itu, asrama putri ini beberapa kali mendapatkan bantuan untuk renovasi.
Meski saat Serambinews.com berkunjung, Minggu (24/9/2017) lalu, cat asrama ini tampak kusam dan mulai terkelupas. Beberapa huruf yang bertuliskan alamat asrama tersebut sudah mulai copot.
Ketua Ikatan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Aceh (IPPMA) Malang Raya, Fakhrurrazi, melalui pesan Whatsapp kepada Serambinews.com, Kamis (29/9/2017) malam mengatakan, Asrama Cut Meutia ini memiliki 15 kamar dan dihuni 16 mahasiswi.
Asrama Cut Meutia ini diketuai oleh Wilda Aulia Fitri, mahasiswi semester 5 di Universitas Negeri Malang jurusan Sastra Inggris.
Sementara Asrama Putra (Asrama Tgk Chik Ditiro) memiliki 12 kamar dihuni 27 mahasiswa. Asrama putra diketuai oleh Muhammad Raziq, pemuda asal Blang Asan Sigli, Pidie yang kuliah di Fakultas Syariah Hukum Bisnis UIN Malang.(habis)