Malam Pertama Berubah Duka, Pengantin Wanita Meninggal karena Ulah Suaminya

Banyak yang mengutuk pernikahan paksa ini, apalagi keegoisan suaminya yang menyebabkan pengantin wanita sampai meninggal.

Sripoku.com
Ilustrasi 

SERAMBINEWS.COM - Menikah merupakan satu jalan untuk mencari kebahagiaan bersama pasangan.

Dalam hal apapun sangat baik untuk dikompromikan, termasuk urusan ranjang.

Suami tak boleh egois memaksakan kehendaknya, istri juga tak boleh terlalu dingin ketika suami ingin berhubungan.

Namun apa yang terjadi dengan pasangan ini sungguh tragis.

Semoga yang dialami wanita ini dapat menjadi pelajaran banyak pria yang akan menikah dan telah menikah.

Berhubungan seksual tak boleh hanya untuk memuaskan satu pihak saja, apalagi jika itu malah membuat celaka.

(Baca: Sungguh Menyakitkan! Pengantin Wanita Ini Kabur Sebelum Malam Pertama)

Kisah yang dilansir Dailymail berikut ini, sungguh memilukan.

Seorang pengantin perempuan berusia 13 tahun di Yaman meninggal akibat mengalami perdarahan dalam secara terus-menerus saat malam pertama penikahannya.

Gadis itu dikenali dengan nama Rawan, meninggal di daerah suku Hardh, sebelah barat laut Yaman, yang berbatasan dengan Arab Saudi.
Dia dipaksa untuk menikahi seorang pria lima kali lebih tua dari usianya.

(Baca: Gadis di Yaman Ini Dianggap Punya Ilmu Sihir Gara-gara Tidak Berair Mata)

Saat malam pertama, dengan suaminya Rawan mencoba melakukan hubungan suami istri.

Tapi nahas, karena suaminya terlalu egois dan memaksanya Rawan mengalami pendarahan hingga dilarikan ke rumah sakit sampai akhirnya meninggal.

Mirisnya, Rawan hanyalah gadis berusia 13 tahun dari Yaman.

Ia dipaksa menikah dengan pria 30 tahun.

(Baca: Pria Ini Habiskan Rp 1 Miliar untuk Nikahi Gadis 18 Tahun, Pasangan Muda Ini Tak Pernah Pacaran)

Banyak yang mengutuk pernikahan paksa ini, apalagi keegoisan suaminya yang menyebabkan pengantin wanita sampai meninggal.

Seorang netter marah menulis bahwa pengantin pria itu seperti seekor hewan yang pantas dihukum dengan berat atas kejahatannya.

“Semua orang yang mendukung kejahatan itu juga harus dihukum,” tulis netizen.

“Keluarga korban dan si pengantin laki-laki seharusnya bisa menunggu untuk beberapa waktu sebelum pernikahan ini,” tulis netizen lainya, yang menjelaskan dirinya sedih melihat kejadian ini.

“Ini tidak adil sama sekali dan pernikahan itu seharusnya tidak terjadi, bahkan jika beberapa suku percaya bahwa hal itu merupakan sebuah adat istiadat yang baik.”

(Baca: Sudah Punya 3 Istri, Apakah Ustaz Arifin Ilham Bakal Menikah Lagi untuk Keempat Kalinya?)

Praktik menikahi gadis muda tersebar luas di Yaman dan telah menarik perhatian kelompok hak asasi internasional yang berusaha untuk menekan pemerintah dengan melarang adanya pernikahan dengan anak-anak.

Namun, cengkeraman kemiskinan di Yaman berperan dalam menghambat upaya membasmi praktik seperti ini.

Keluarga miskin merasa tidak mampu untuk mengatakan tidak terhadap adanya ‘pengantin harga’ yang bisa mencapai ratusan dolar untuk mengambil putri mereka.

Sebuah laporan dari Departemen Urusan Sosial Yaman pada 2010 lalu menyebutkan bahwa lebih dari seperempat wanita di Yaman menikah sebelum usia 15 tahun.

(Baca: Perempuan Cantik Ini Menjadi Satu-satunya Penjual Ikan di Pasar Turki, Alasannya Membanggakan)

Selain itu, adat istiadat juga memainkan peranan, termasuk adanya kepercayaan bahwa pengantin perempuan muda dapat dibentuk menjadi istri yang patuh, dapat melahirkan lebih banyak anak, dan menjauhkan dari godaan.

Sebuah organisasi hak asasi setempat mengatakan pada September 2010 lalu seorang pengantin perempuan berusia 12 tahun meninggal setelah berjuang selama tiga hari dengan sekuat tenaga untuk melahirkan.

Pemerintah Yaman pernah menetapkan umur 15 tahun sebagai usia minimum untuk melakukan perkawinan.

(Baca: 4 Perempuan Aceh Ini Meraih Penghargaan Internasional, Begini Kisah dan Perjuangan Mereka)

Tetapi parlemen Yaman kemudian membatalkan peraturan itu pada tahun 1990-an, dan mengatakan para orang tua harus memutuskan kapan seorang putrinya dapat kawin.(*)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved