Opini
Saatnya Sabang Naik Kelas
PEMERINTAH pusat menunjuk Aceh, khususnya Kota Sabang, menjadi tuan rumah even internasional, Sail Sabang 2017
Pengembangan kawasan Gapang-Iboih dapat dilakukan melalui pendekatan Co-Management yang mengedepankan peran serta masyarakat setempat sebagai pelaku usaha, dengan memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian sumber daya alam. Pada kawasan in i diharapkan akan tumbuh industri-industri dan atraksi pariwisata lainnya, yang berbasiskan pada kearifan lokal masyarakat setempat dengan dukungan pemerintah.
Bangun kembali daerah tersebut dengan fokus pada wisata keluarga. Contohlah pengembangan Trans Studio Bandung atau pengembangan Genting Highland saat ini (bukan untuk berjudi). Penuhi kawasan tersebut dengan fasilitas-fasilitas ramah keluarga, seperti permainan inbound dan outbond, pertunjukan atraksi lumba-lumba, taman kuliner Nusantara, museum edukasi flora-fauna, kolam kaca berbagai biota laut dan banyak lainnya. Tapi lagi-lagi, butuh komitmen dan kerja keras mengajak banyak investor: lokal, nasional dan internasional.
Pengembangan Kawasan Sumur Tiga - Anoi Itam untuk Wisata MICE Pengembangan Kawasan perhotelan dan convention secara terpadu dapat diarahkan sepanjang pantai kawasan menuju Sumur Tiga, hingga ke Anoi Itam. Pada saat ini, di kawasan tersebut telah hadir beberapa resort klas premium yang menjadi referensi wisatawan lokal maupun mancanegara seperti Freddys, Casanemo Resort, Fladeo Resort, Anoi Itam Resort, serta Marc Resort.
Di kawasan tersebut diharapkan akan tumbuh industri dan usaha-usaha di sektor pariwisata, terutama untuk mendukung industri MICE (meeting, insentif, convention and event), terutama dalam kerangka kerja sama regional IMT-GT (Indonesia, Malaysia, Thailand - Growth Triangle) dan untuk mendukung pertemuan-pertemuan akbar, seperti Sabang Marine Festival, Sabang Marathon Internasional, dan lain-lain. Untuk permulaan, minimal hadirkan sebuah convention centre untuk 500-2.000 peserta, seperti JCC (Jakarta Covention Sentre) di Jakarta.
Perlu revitalisasi
Menghadapi peluang dan tantangan tersebut, perlu dilakukan redesign, revitalitasi, dan rebranding kembali Sabang sebagai destinasi wisata bahari dunia. Tentu saja tanpa melupakan khittahnya sebagai Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas melalui pengembangan sektor pariwisata, misalnya wisata keluarga, wisata belanja (dengan memanfaatkan status pelabuhan bebas untuk mendatangkan barang impor), wisata MICE, dan wisata edukasi, serta forum-forum ilmiah bidang kelautan, perikanan, pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, kehutanan dan konservasi, dan lainnya yang relevan. Selain itu pengembangan wisata even, misalnya Rally Yacht Internasional, Free Diving Internasional, Sabang Marathon Internasional, karnaval dan event-event internasional lainnya.
Untuk itu, semua pihak harus diajak bekerja sama, seperti Kementerian Perikanan dan Kelautan yang akan mengembangkan Kawasan Sentra Perikanan Terpadu di Ie Meulee, lengkap dengan industri processing dukungan JICA untuk tujuan utama ekspor. Pengembangan Sentra Perikanan Terpadu ini juga harus didukung dengan pelabuhan-pelabuhan perikanan yang ada di daratan Aceh untuk diekspor melalui pelabuhan Sabang. Bila pariwisata Sabang berkembang, industri perikanan dan makanan, serta turunannya juga akan berkembang.
Ayo dukung Sabang Sail 2017! Naikkan level pariwisata kita! No cilet-cilet!
* Muslim Amiren, Dosen FMIPA Unsyiah, Ketua Divisi Ekonomi Kreatif Asosiasi Pelaku Pariwisata Aceh (ASPPI). Email: muslim.amiren@unsyiah.ac.id. Fauzi Umar, pegawai pada Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS). Email: fauzi_umar_3@yahoo.co.uk