Kisah Sukes Suzuki, Memulai dengan 'Mesin Kayu' Hingga Jadi Perusahaan Otomotif Besar Dunia

Perjalanan panjang yang ditempuh, jatuh bangun beberapa kali dan menjadikan Suzuki berjaya hingga saat ini.

Editor: Yusmadi
IST/SUZUKI-MOTOR.CO.ID/KOLASE TRIBUNNEWS.COM
Michio Suzuki semasa hidup. Sejarahnya penuh liku memulai dengan keringat dan air mata, jatuh bangun dan bangkit lagi. siapa menyangka ia awali langkah dengan 'mesin kayu'. 

Saat itu Jepang menjadi pengekspor kain besar bahkan permintaan ekspor banyak dari India.
Mesin tenun kayu dengan sistem pedal yang diciptakan Michio Suzuki jadi cikal bakal berdirinya perusahaan otomotif besar dunia.

Mesin tenun kayu dengan sistem pedal yang diciptakan Michio Suzuki jadi cikal bakal berdirinya perusahaan otomotif besar dunia. (SUZUKI-MOTOR.CO.ID)

Ia menjual mesin tenun kayu dengan sistem pedal di bawah naungan Suzuki Loom Works.
Produk kreasi Michio laris manis, banyak yang memesan mesin tersebut untuk memenuhi permintaan ekspor.

Pada tahun 1920 Michio bahkan perkenalkan bisnisnya di bursa saham dengan nama Suzuki Loom Manufacturing Company (SLMC) perusahaan yang mengembangkan perkakas serta peralatan tenun menenun.

(Baca: Suzuki Optimis New Ertiga Terjual 45 Unit Per Bulan)

Waktu berputar, dunia berubah, mesin tenn yang awalnya laris, alam kelamaan menurun secara kuantitas untuk jumlah penjualan.

Mesin tenun kayu dengan sistem pedal bikinan Michio dikenal andal dan awet, sehingga permintaan mesin ini makin sedikit, Michio Suzuki kemudian mempertimbangkan untuk membuat sebuah produk otomotif.

Mesin otomotif pertama prototype mobil Eropa

Di Jepang saat itu banyak warga yang masih menggunakan mobil impor tapi belum memuaskan selera pasar.

Selera pasar saat itu adalah mobil yang murah, ringan, irit dan efisien.

Pada tahun 1938 Michio bersama tim membuat sebuah prototype mobil pertamanya yang dibuat berdasarkan mobil Eropa, Austin Seven.

Saat itu perang dunia kedua terjadi, proyek ini terbengkalai.

Sementara waktu produk mobil tak dilanjutan.

Seusai perang dunia Michio kemudian memulai lagi bisnisnya, solah mulai dari nol lantaran dampak perang yang sangat besar, ia kembali memproduksi mesin tenun.

Ternyata prospek mesin tenun redup, permintaan untuk produksi tekstil serta mesin tenun menurun drastis.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved