Irigasi Babahrot Tertutup Lumpur

Saluran irigasi teknis Babahrot, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) tidak berfungsi maksimal

Editor: bakri
Petani Kerama Sungai Muatra Mamplam Desa Ujong Blang Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, memperlihatkan lumpur di pinggir sungai. SERAMBI/SAIFUL BAHRI 

* Musim Tanam 2017 Terganggu

BLANGPIDIE - Saluran irigasi teknis Babahrot, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) tidak berfungsi maksimal karena terdapat sedimentasi atau endapan lumpur dan tanah dengan ketebalan mencapai 80 centimeter.

Informasi yang diperoleh Serambi dari sejumlah petani setempat sedimentasi yang sangat parah terjadi pada saluran arah Bangunan Alue Dawah (BAD) 1 sampai BAD 6, meliputi kawasan Desa Rukoen Dame (Geunang Jaya), Alue Dawah, Lhok Gayo. Kemudian saluran Bangunan Teladan (BTL) 1 sampai Bangunan Mata Ie (BTI) 3 dan BTL 2 sampai BTL 4 menuju Simpang gadeng, meliputi Desa Blang Raja, Cot Seumantok, Teladan Jaya.

“Ketebalan endapan tanah dalam saluran bervariasi antara 50 sampai 80 cm sehingga pasokan air yang mengalir sangat kecil,” kata Tasdi T (35), petani Desa Rukoen Dame kepada Serambi, Senin (30/10). Malahan saluran irigasi dari Alue Dawah menuju Desa Ie Mirah tidak berfungsi lagi sejak beberapa tahun terakhir.

Menurut Tasdi T Suplai air irigasi teknis Babahrot ke Desa Ie Mirah juga dilaporkan putus total. Selain itu, petani juga menghadapi persoalan lain ambruknya bangunan box beton pada saluran di Jalan Alue Dawah menuju Lhok Gayo sehingga mengakibatkan saluran tersumbat. “Bangunan box beton yang ambruk dalam saluran harus dikorek dengan alat berat dan pekerjaan itu belum pernah dilakukan, meskipun kejadiannya sudah lama,” katanya.

Karena pasokan air terhenti mengakibatkan belasan hektare lahan sawah produktif di Desa Ie Mirah tidak bisa digarap sudah bertahun-tahun. “Kami sangat berharap pemerintah segera mengeruk kembali endapan tanah yang menutup saluran serta memperbaiki saluran irigasi yang rusak sehingga pasokan air maksimal,” kata Darwis, petani Desa Alue Dawah. Berkurangnya suplai air dari irigasi Babahrot sudah dirasakan para petani selama beberapa tahun terakhir.

Lebih parah lagi bila terjadi kemarau pasokan air sering terputus sehingga pertumbuhan tanaman padi sangat terganggu. “Bila sedimentasi tidak dikeruk, maka kegiatan tanam MT 2017/2018 sekarang ini sangat terganggu lantaran suplai air tidak cukup,” ungkap Darwis. Harapan agar Dinas Sumber Daya Air Provinsi Aceh segera mengangani sedimentasi pada saluran irigasi teknis Babahrot juga datang dari petani Desa Teladan Jaya, Cot Seumantok, dan Alue Mantri.

Pasokan air tidak sampai untuk areal sawah paling ujung saluran. Penyebabnya, selain endapan tanah dalam sularan juga terjadi kerusakan saluran atau bocor di sejumlah titik sehingga air terbuang percuma.

Kepala Bidang Sumner Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Abdya Mulyadi ST kepada Serambi, Senin (30/10) mengatakan kasus sedimentasi saluran irigasi teknis Babahrot sangat parah.

Antara lain di saluran arah Alue Dawah, Teladan Jaya, Mata Ie dan Alue Mantri. Mulyadi menjelaskan bahwa perawatan irigasi teknis Babahrot yang mampu mengairi 1.500 ha lahan sawah merupakan kewenangan Dinas SDA Provinsi Aceh.

“Kita sudah usulkan ke Dinas SDA Aceh untuk mengeruk sedimentasi yang sangat parah itu,” katanya. Keluhan petani tentang sedimentasi tersebut diakui sudah berulang kali disampaikan ke Dinas PU dan Penataan Ruang Abdya.(nun)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved