Ini Cerita Anggota DPRA Soal RAPBA yang Bakal Terlambat Lagi, Ada Skenario Apa?

Bermacam pikiran terlintas saat itu, benarkah Pimpinan DPRA dan kami disuruh menunggu layaknya pengemis yang menunggu tuan rumah?

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
FACEBOOK.COM/ASRIZAL H ASNAWI
Pimpinan dan Anggota DPRA, menunggu Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, di Meuligoe Aceh, Kamis 14 Desember 2017. 

Kami diundang untuk hadir pukul 21.00 WIB. Tapi sampai pukul 22.30 WIB kami masih disuruh menunggu.

Bermacam pikiran terlintas saat itu, benarkah Pimpinan DPRA dan kami disuruh menunggu layaknya pengemis yang menunggu tuan rumah?

Timbul kejenuhan tanpa kepastian, sehingga beberapa teman anggota DPRA berpendapat untuk meninggalkan Pendopo Gubernur Aceh.

Tapi kami semua sepakat untuk bertahan karena berkeyakinan demi majunya proses pembahasan APBA.

Dan kami pun terus menunggu.

(Baca: Irwandi Yakin RAPBA Disahkan Tepat Waktu)

Jam dinding menunjukan pukul 23.00 WIB, Pak Sekwan meminta kami masuk ke ruang tunggu karena Pak Gubernur masih ada tamu.

Singkat cerita, Pak Gubernur selesai dengan tamunya.

Kami pun dipersilakan masuk ke ruang rapat yang sangat terbatas itu.

Diawali dengan makan mi dan martabak telur, serta secangkir kopi panas, pembahasan begitu mudah dan sederhana, yang akhirnya melahirkan sebuah keputusan:

"Senin atau paling lambat Rabu tanggal 20 Desember, Dokumen KUA-PPAS terbaru akan diserahkan. Itu perintah saya kepada TAPA mohon Pak Wagub pantau,” begitu penjelasannya.

Tapi apa daya, kami DPRA hanya bisa menunggu karena tanpa bahan dari Pemerintah Aceh, apa yang akan kami bahas?

(Baca: Tim Verifikator KIP Aceh Datangi di Kantor PNA, Irwandi Yusuf tak Hadir)

Membahas KUA-PPAS yang lama, itu sama saja tidak mengakui pemerintahan yang baru.

Karena KUA PPAS-nya masih versi pemerintahan Abu Doto (belum masuk RPJMA Irwandi-Nova)

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved