Citizen Reporter

Semaraknya Walimatul ‘Urusy Warga Aceh di Eropa, Darabaro Warga Norwegia Linto dari Swedia

Acara ini berlangsung di gedung yang disewa oleh warga keturunan Aceh di Kota Stavanger, Norwegia, Senin (25/12/2017).

Editor: Zaenal
IST
Teungku Abdul Razaq Ridhwan 

Acara ini berlangsung di gedung yang disewa oleh warga keturunan Aceh untuk kegiatan keagamaan, pendidikan, dan acara kekeluargaan, di Kota Stavanger, Norwegia, Senin (25/12/2017).

Dara baronya (pengantin perempuan) adalah Intan binti Abdul Qadir (Warga Negara Norwegia), dan linto baro (pengantin laki-laki) adalah Husein bin M. Syarif (Warga Negara Swedia).

Penulis (Abdul Razaq Ridhwan) pada acara pernihakan warga negara Eropa keturunan Aceh, di Norwegia, Senin (25/12/2017).
Penulis (Abdul Razaq Ridhwan) pada acara pernihakan warga negara Eropa keturunan Aceh, di Norwegia, Senin (25/12/2017). (IST)

Kedua orang ini lahir di negara masing-masing (Norwegia dan Swedia) dari orang tua yang berasal dari Aceh.

Saya yang tinggal di Langsa, Aceh, hadir pada acara walimah itu, di sela-sela memenuhi undangan mengisi ceramah, shalawat, dan pengajian keliling di rumah-rumah warga Aceh di Denamark, Norwegia, dan Swedia.

Saya melihat betapa semangatnya masyarakat Aceh dalam mempersiapkan acara walimatul ‘urus tersebut.

Kekompakan dan kebersamaan masyarakat Aceh jelas terlihat, walau berbeda tempat tinggal, tapi semua terlihat seperti satu keluarga.

Acara walimatul ‘urusy di Eropa tidak kalah semarak nya dengan acara di naggroe Aceh pada umumnya.

Di Eropa juga diadakan acara Shalawat, doa bersama, acara preh linto baro dan intat dara baro.

Preh linto baro
Preh linto baro ()

Pelaminan Aceh juga terhias indah di acara tersebut. Linto dan dara baro pun memakai pakaian adat Aceh pada saat acara tersebut.

Walaupun kedua mempelai berbeda negara --mempelai wanita warga Norwegia dan mempelai pria warga Swedia-- tapi hal itu tidak membuat adat istiadat Aceh, hilang.

Padahal mereka hidup di negara Eropa dengan adat dan istiadat yang sangat jauh berbeda.

Acara "preh linto baro" juga diawali dengan tarian ranub lampuan oleh anak-anak Aceh di Eropa, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Ayat Suci Al-quran, peusijuek, dan pembacaan Shalawat.

Kenduri
Kenduri (Facebook.com/Akhy Ael Ridamy)

Sewa gedung untuk pengajian

Banyak warga Aceh yang hidup di Eropa telah menjadi warga negara setempat, terutama di negara-negara Skandanavia (Norwegia, Swedia, dan Denmark).

Ada juga juga yang masih berstatus warga Indonesia.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved