Cucu Osama bin Laden Dikabarkan Meninggal dalam Sebuah Serangan Udara, Usianya Masih 12 Tahun
Hamza mengabarkan bahwa putranya tewas di perbatasan Afganistan-Pakistan pada 2017.
SERAMBINEWS.COM, PAKISTAN - Cucu dari pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dikabarkan tewas dalam sebuah serangan udara.
Informasi itu datang dari putra Osama, Hamza bin Laden, yang merupakan ayah dari bocah yang masih berusia 12 tahun tersebut.
Melalui sebuah surat yang dirilis oleh media propaganda Al-Qaeda, Global Islamic Media Front, Hamza mengabarkan bahwa putranya tewas di perbatasan Afganistan-Pakistan pada 2017.
Surat tersebut juga menampilkan foto bocah yang dinamai Osama, seperti kakeknya, itu.
"Kami bertegar hati atas kematian Osama sebagai seorang martir, putra seorang pahlawan, dan cucu seorang kakek yang pemberani," tulis Hamza.
"Semoga Tuhan mengampuni dosa-dosanya," lanjutnya.
(Baca: Wanita Ini Punya Bulu Lebat di Sekujur Wajah dan Tubuhnya, Tapi Setelah Menikah Kini Berubah)
(Baca: Warga Pirak Timu Arungi Banjir untuk Kebumikan Jenazah)
Hamza, yang diyakini berusia 28 tahun, menyebutkan bahwa putranya meninggal dunia dalam usia yang cukup muda, namun tidak disebutkan secara spesifik usianya.
Media Arab Saudi, Al-Arabiya, menduga Osama kecil tutup usia di umur 12 tahun.
Dalam surat tersebut, Hamza menceritakan bagaimana Osama kecil sering bermain perang-perangan ketika sedang bersama teman-temannya.
Osama kecil juga diceritakan pernah menangisi kematian kakeknya, suatu hal yang sangat tidak disangka oleh Hamza.
(Baca: Jembatan Laut Terpanjang di Dunia Rampung Dikerjakan, Dibangun dengan Anggaran Rp 218,5 Triliun)
(Baca: Supermoon Biru akan Terlihat di Indonesia Akhir Januari 2018, Belum Pernah Terjadi Selama 150 Tahun)
Hamza, yang selama ini menjadi wajah propaganda Al-Qaeda, telah digadang menjadi pemimpin baru kelompok itu untuk membalas kematian ayahnya.
Hamza merupakan anak satu-satunya yang dilahirkan oleh istri ketiga Osama, Khairiah, dari hasil pernikahan Osama dan Khairiah pada 1983 lalu.
Berjuluk 'Putra Mahkota Terorisme' ('Crown Prince of Teror'), Hamza dinilai cukup dekat dengan ayahnya.
Hal itu terlihat dari seringnya Hamza dan Osama bertukar pesan melalui surat saat Hamza dan ibunya ditahan di Iran pada 2009, terpisah dari Osama selama delapan tahun. (New York Post/News.com.au)