Opini
Aceh Gleh, Rumeh, dan Meusaneut
MENGAWALI tulisan ini, merujuk kepada judul yaitu Gleh (bersih), Rumeh (ramah), dan Meusaneut (tertib dan teratur)
Selain itu, sikap penjual juga kadang-kadang membuat tamu tidak nyaman. Pernah satu ketika, penulis membawa tamu di salah satu peninggalan tsunami di kawasan Aceh Besar. Begitu turun dari kenderaan para penjual di sana langsung “menodong” pengunjung dengan berbagai jenis barang dagangan. Kondisi seperti itu, tentu membuat pengunjung tidak nyaman dan itu harus segera diperbaiki.
Fenomena tersebut berhubungan dengan aspek keramahan terhadap tamu. Oleh karena itu, untuk mewujudkan Aceh gleh, rumeh, dan meusaneut dalam konteks pengembangan pariwisata, seluruh komponen mulai dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat harus bahu-membahu agar Aceh benar-benar tempat yang aman, damai dan nyaman untuk dikunjungi. Mulai sekarang mari kita wujudkan Aceh yang bersih (gleh), Aceh yang ramah (rumeh) dan Aceh yang tertib dan teratur (meusaneut) dalam mengembangkan industri pariwisata di Aceh. Semoga!
* Dr. Ir. Azhar, M.Sc., Dosen Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Doktor Manajemen Pariwisata Universiti Utara Malaysia. Email: azhargani@unsyiah.ac.id