Mihrab

Ghazwul Fikri, Perang Pemikiran yang Merusak Umat Islam

UMAT Islam di negeri ini merupakan mayoritas, bahkan pertumbuhannya di dunia juga cukup pesat

Editor: bakri
IST
Ustaz H. Rahmadon Tosari Fauzi M.Ed, Ph.D (‎Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry‎) mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (10/1/2018) malam. FOTO: IST 

UMAT Islam di negeri ini merupakan mayoritas, bahkan pertumbuhannya di dunia juga cukup pesat. Akan tetapi, dari jumlah yang besar tersebut sedikit sekali yang benar-benar menjalankan ajaran Islam secara menyeluruh.

Banyak yang masih salah mempersepsikan ajaran Islam yang syamil tersebut, sehingga menimbulkan kerancuan dalam berpikir dan bertindak. Sering didapati pemilahan ajaran Islam, antara urusan agama dengan urusan ekonomi, budaya, politik, ataupun sisi kehidupan yang lain, jauh dari ajaran Islam.

Salah satu di antaranya, akibat pengaruh Ghazwul Fikri atau invasi intelektual, yaitu bentuk perang pemikiran dari orang-orang yang benci dan memusuhi Islam. Serangan atau serbuan pemikiran ini bertujuan merubah pola pikir dan sikap seorang muslim untuk pelan-pelan mengikuti pemikiran dari musuh-musuh Islam, di antaranya Barat, dalam menghancurkan kaum muslimin.

(Baca: VIDEO: Berkelakuan Tidak Sesuai Syariat Islam, Waria ini Akhirnya Dibina)

Demikian antara lain disampaikan Ustaz H. Rahmadon Tosari Fauzi M.Ed, Ph.D ( Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry ) saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (10/1) malam.

“Perang pemikiran atau Ghazwul Fikri ini adalah cara lain dari musuh-musuh Islam, dalam menghancurkan pelan-pelan tanpa disadari dengan mencuci otak kaum muslimin. Ini akibat mereka tidak mampu menghancurkan dan mengalahkan umat Islam secara perang fisik,” ujar Ustaz Rahmadon.

Wakil Ketua Iskada Aceh ini menjelaskan, setelah usaha penyampaian risalah ketuhanan oleh Nabi Muhammad SAW, dan penyebaran secara totalitas dilakukan oleh pengikutnya, Islam benar-benar telah menjadi keuniversalan yang nyata.

Namun, para manusia pembangkang yang ditunggangi oleh syaitan tidak tinggal diam, mereka menyulut permusuhan dan perlawanan, menjajah, dan berupaya melemahkan Islam dan umatnya.

Peperangan demi peperangan terjadi berabad-abad selama kehidupan umat manusia di era kejayaan Islam, terakhir adalah Perang Salib yang terjadi selama 200 tahun lebih, yang banyak menelan korban dari umat Islam dan juga kaum kafir.

“Dengan kekuatan manhaj dan ajaran Islam yang disampaikan Rasulullah SAW, usaha yang dilakukan oleh orang-orang kafir tidak berhasil secara maksimal dalam menghancurkan Islam. Karena orang Islam diajarkan tidak takut mati dalam membela agamanya,” ungkapnya.

(Baca: Mengawamkan Umat)

Akhirnya, orang-orang kafir mengakhiri perang dengan mempergunakan senjata, lalu dimulailah perang dengan menggunakan akal dan pikiran.

Ghazwul fikri atau invasi intelektual oleh Napoleon Bonaparte saat menaklukkan Mesir, adalah awal sejarah dimulainya perang yang menyerang pikiran umat Islam.

“Bentuk invasi ini dia menyerang peradaban, falsafah, aqidah, serta pemahaman dan pengamalan agama yang benar dari umat. Umat Islam dibuat menjadi kalah dengan tanpa harus mati secara fisik, tapi akal dan pikirannya yang dilumpuhkan dari kebenaran manhaj dan ajaran Islam yang mendasar,” sebut Ustaz Rahmadon, doktor filsafat lulusan Universitas Sennar, Sudan ini.

Ditambahkannya, sendi-sendi kehidupan umat Islam di berbagai belahan dunia dimatikan dengan dilakukan beberapa langkah. Pertama, Pendangkalan pemahaman ajaran agama, yaitu membuat umat ragu-ragu terhadap agamanya (Tasykik). Kedua, Pengaburan fakta kebenaran yang disampaikan oleh ajaran Islam (Tasywih).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved