Gerhana Bulan Total 2018

Nanti Malam Gerhana Bulan Total, Ini Empat Amalan yang Rasulullah Ajarkan, Berikut Isi Khutbahnya

"Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis”

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
TRIBUN KALTIM/Fachmi Rachman
Pemandangan penumbra saat mulai menutupi permukaan bulan pada proses terjadinya gerhana bulan parsial atau gerhana bulan sebagian yang tampak di langit Kota Balikpapan, Selasa (8/8/2017) dini hari. Gerhana parsial ini terlihat di langit Kota Balikpapan pukul 01.20 hingga 04.00 WITA. TRIBUN KALTIM/Fachmi Rachman 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Fenomena gerhana bulan langka diprediksi akan terjadi Rabu (31/1/2018) nanti malam.

Gerhana bulan total ini disebut langka karena terjadi bertepatan dengan fenomena ‘supermoon’ dan ‘blue moon’.

Sehingga pihak Badan Antariksa AS (NASA) menamakan fenomena gerhana yang akan terjadi nanti malam dengan nama ‘Super Blue Blood Moon’.

Diprediksi, gerhana langka ini akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yakni selama 5 jam 20,2 menit, tepatnya dari pukul 17.49 WIB hingga 23.09 WIB.

Proses gerhana ini akan dapat diamati secara jelas oleh masyarakat Aceh.

Lalu apa yang harus dilakukan oleh seorang Muslim saat menghadapi fenomena langka ini?

Berikut tulisan Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh, Tgk Muhammad Fadhil Rahmi Lc, yang dikirim melalui surat elektronik kepada Serambinews.com, Rabu (31/1/2018).  

Ketua IKAT Aceh,  Muhammad Fadhil Rahmi Lc,
Ketua IKAT Aceh, Muhammad Fadhil Rahmi Lc, ()

Gerhana bulan dalam bahasa Arab disebut “khusuf”. Dalam Islam saat terjadi fenomena gerhana bulan kita dianjurkan untuk mengerjakan salat sunah dua rakaat atau disebut juga salat sunah khusuf.

Ulama bersepakat bahwa salat sunah ini hukumnya sunah muakkad baik bagi laki-laki atau perempuan.

Terjadinya gerhana bulan atau matahari  merupakan bentuk kekuasaan dari sang pencipta langit dan bumi beserta isinya.

Seperti halnya yang akan terjadi gerhana bulan total pada Rabu 31 Januari 2018.

Diperkirakan gerhana bulan total dimulai sekitar pukul 18.48 WIB untuk gerhana parsial, dan sekitar pukul 19.51 WIB hingga 21.07 WIB puncak gerhana bulan total.

Gerhana bulan total terjadi saat posisi bumi berada antara bulan dan matahari.

Bulan berada di bawah bayang bumi lantaran cahaya matahari terhalang bumi.

(Baca: Kanwil Kemenag Aceh Siapkan 10 Teleskop Amati Gerhana Bulan)

(Baca: Gerhana Bulan Total Terjadi Malam Ini, Ternyata Punya Dampak yang Harus Diwaspadai)

Pada masa Rasulullah

Pada masa Rasulullah pernah terjadi gerhana. Sebagaimana diriwayatkan dari 'Aisyah r.a;

"Bahwasanya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengendari kendaraan di pagi hari lalu terjadilah gerhana. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melewati kamar istrinya (yang dekat dengan masjid), lalu beliau berdiri dan menunaikan shalat". (HR. Bukhari no. 1050).

Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mendatangi tempat shalatnya (yaitu masjidnya) yang biasa dia shalat di situ.  

Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda ”Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan), maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat".

Hadits tersebut di atas menunjukkan perintah melakukan shalat saat terjadi gerhana, baik gerhana matahari atau bulan dan waktu pelaksaanaan shalat gerhana adalah saat terjadinya gerhana.

Adapun tata cara pelaksanaan shalat gerhana seperti yang diriwayatkan dari 'Aisyah.

Beliau menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri.

Kemudian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut, namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya.

Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya.

Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya, beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama.

Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.

Setelah itu beliau berkhutbah di hadapan orang banyak, beliau memuji dan menyanjung Allah.

Kemudian bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”

Nabi selanjutnya bersabda Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina. Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis”. HR. Bukhari.

Supermoon atau gerhana bulan total (GBT) yang akan terjadi pada 31 Januari 2018.(BMKG)
Supermoon atau gerhana bulan total (GBT) yang akan terjadi pada 31 Januari 2018.(BMKG) ()

Tata Cara Shalat Gerhana

Hadits di atas menjelaskan tentang tata cara shalat gerhana yang dilakukan Rasulullah, shalat khusuf (gerhana), sama seperti shalat sunnah lainnya, dikerjakan dua rakaat.

Hanya saja ruku'nya dilakukan dua kali.

Pada saat berdiri pada raka'at pertama disunnahkan memperlama berdiri dengan memperpanjang bacaan surah.

Lalu kemudian ruku' dengan memperlama ruku'.

Kemudian berdiri kembali dengan memperlama berdiri, akan tetapi lebih singkat dari sebelumnya.

Lalu ruku' yang kedua dengan memperlama ruku', akan tetapi lebih singkat dari ruku' yang pertama.

Kemudian i'tidal lalu sujud.

Demikian juga halnya dengan rakaat yang ke dua.

Dalam shalat khusuf ruku' yg dilakukan sebanyak empat kali demikian juga halnya dengan sujud.

(Baca: Shalat Gerhana, Upaya Islam Melawan Mitologi)

(Baca: Ingat! Hari ini Gerhana Bulan Total, Begini Tuntunan Shalat Gerhana dan Bacaan Doa)

Amalan Saat Gerhana

Adapun amalan yang dilakukan saat terjadi gerhana, diriwayatkan dari 'Aisyah "bahwasanya Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda ‘sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kebesaran Allah, terjadinya gerhana bukan karena kematian seseorang, maka jika kalian melihat gerhana berdo'alah, bertakbirlah, dan bersedekahlah, lalu dirikanlah shalat". (H.R. Bukhari)

Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa Rasulullah salallahu alaihi wasallam ketika terjadi gerhana beliau berdiri dan melakukan shalat.

Lalu beliau bersabda "jika kalian melihat hal yang demikian (gerhana) maka bersegeralah mengingat Allah, berdoalah, dan beristighfarlah". (H.R. Bukhari).

Dua hadits di atas menunjukkan bahwa amalan yang dikerjakan pada saat terjadinya gerhana matahari atau bulan adalah perbanyak bertakbir, berdo'a, bersedekah, dan beristighfar. 

Mengenai makna perintah melakukan shalat gerhana sesungguhnya hal tersebut adalah rahasia Allah.

Akan tetapi banyak ditafsirkan bahwa tujuan dari melakukan ibadah ini adalah untuk mengagumi kuasa Allah, berupa gerhana yang luar biasa.

Di sisi lain ibadah tersebut juga disyariatkan untuk membantah mitos yang terjadi pada masa Rasulullah, bahwa gerhana menyangkut dengan kematian seseorang.

“Oleh karenanya, marilah kita semua sebagai umat Islam melakukan ibadah sunnah ini sebagai bukti kekaguman kita terhadap kebesaran Allah yang mampu memutarbalikkan bumi, bulan, dan matahari beserta planet-planet lainnya,” demikian Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh, Tgk M Fadhil Rahmi Lc.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved