Tim Sepak Bola Wanita Afghanistan, Menggapai Mimpi di Bawah Teror Bom dan Ancaman Kematian
Itu kenyataan yang harus dihadapi para wanita Afghanistan yang bermimpi bermain sepak bola dan memiliki tim.
Baca: Polisi akan Periksa Napi dan Kepala LP Lhokseumawe
Meski sudah tak ada perang, tapi keamanan di Afghanistan memang belum meyakinkan.
Menurut hasil studi BBC terakhir, pejuang Taliban menguasai 70 persen wilayah.
Mereka sangat berpengaruh terhadap 15 juta penduduk atau separo dari populasi Afghanistan.
Emansipasi wanita Afghanistan sering kali berbenturan dengan Taliban.
"Jika wanita bermain sepak bola, ayahnya, saudara laki-lakinya, pelatihnya, ibunya akan divonis (negatif) oleh masyarakatnya," jelas Lindsey.
Baca: 7.117 Orang Calon PPS Bireuen Ikut Ujian Tulis, Ini Rincian Peserta Tiap Kecamatan
Baca: Bangunan Masjid Quba tak Sesuai Perencanaan
"Khalida Popal, direktur program kami yang juga saudara laki-lakinya, ditusuk hingga hampir mati karena membiarkan dia (Khalida) bermain sepak bola," lanjutnya.
"Saya sangat kagum karena setelah apa yang mereka alami setiap hari, mereka tetap ingin bermain sepak bola."
"Mengambil risiko dicerca di depan Taliban merupakan masalah hidup dan mati bagi para wanita ini."
Dengan tempat latihan berada di luar Afghanistan, Lindsey bisa secara efektif melatih tim sepak bola wanita Afghanistan.
Baca: KSDA Serahkan Santunan dan Paket Pendidikan Kepada 100 Anak Yatim
Baca: Artis Cantik Ini Cuek Dijuluki Perebut Suami Orang, Kini Dia Putuskan Pakai Cadar dan Minta Didoakan
Beberapa pemainnya belum pernah bermain di lapangan dengan ukuran standar, sebelum bergabung dengan tim.