Senjata Biologi dan Kimia, Senjata Mengerikan yang Tak Kalah Mematikan dari Bom Atom

Jika paru-paru dan mata terlindung, butiran-butiran cair dari pada Tabun itu akan menorobos dengan cepat melalui pakaian

Editor: Fatimah
Intisari online

Dalam Perang Dunia ke I  sudah dipakai gas  mustard yang berakibat buruk bagi tubuh manusia. 

Tetapi menurut catatan-catatan yang dapat dikumpulkan oleh Team kesehatan tentara Amerika  dari 73.000 orang yang menjadi korban gas itu, hanya dua persen yang mati dan tujuh persen cacat. 

Sisanya hampir 67.000-orang sembuh dengan baik.

Namun meskipun demikian pada umumnya masyarakat umum tetap terpendapat bahwa perang kimia semacam itu amat liar bagi orang-orang beradab dan mereka tegas-tegas menentangnya. 

Disamping gas mustard, ,dalam PD I itu juga digunakan gas-gas yang melemaskan, yaitu phosgene dan diphosgene — yang sampai dewasa ini masih dipergunakan dan dianggap penting. 

Gas-gas itu semuanya tak berwarna dan berbau seperti padi yang baru saja dipetik. Kedua-duanya membakar paru-paru dan tenggorokan dengan hebat. 

Meskipun biasanya korban-korban dari pada serangan gas-gas itu dapat membunuh, tapi suatu dosis yang besar dapat mengakibatkan kematian. 

Dalam perang kimia gas-gas yang paling mematikan ialah gas-gas dan darah. Uni Soviet memperkembangkan gas saraf jenis Tabun, yang didapatkan waktu menyerbu Jerman pada Perang Dunia II yang lalu. 

Sedangkan AS punya gas saraf yang disebut Sarin yang lebih kuat dan juga tak berbau. 

Gas jenis ini disamping menyerang susunan saraf juga menyerang otot-otot jantung dan paru-paru. 

Gas racun ini dapat dipakai seperti peluru yang ditembakkan, bom-bom, roket ataupun dengan alat-alat penyemprot. 

Karena sifatnya yang dapat menguap, gas ini sanggup merembes melalui pakaiaan dan dihisap oleh kulit. 

Dua jenis gas darah – hidrogen cyanida dan cyanogin chlorida – bekerja secepat gas saraf seperti yang disebut di atas. Gas jenis ini kedua-duanya juga tak berwarna tapi berbau. 

Dapat juga gas ini dipergunakan seperti granat tangan. Dalam waktu seperempat jam setelah disedot dalam dosis yang mematikan, gas ini akan mengisolir zat-zat oksigen yang ada dalam aliran darah dan dengan demikian mencegah mengalirnya ke jaringan-jaringan tubuh. 

Arsine adalah jenis gas yang ketiga, yang juga tak berwarna, tapi berbau seperti bawang muda. Gas ini termasuk gas jenis yang baru bekerja setelah jangka waktu yang tertentu. 

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved