Gajah Liar Rusak Tanaman Warga Subulussalam, Ini Harapan Masyarakat

Masih munculnya hewan berbelalai panjang itu membuat tanaman warga luluh lantak dilumat

Penulis: Khalidin | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
DUA wanita usia senja tampak berdiri sedih di samping gubung kebunnya yang telah hancur diamuk gajah liar, Sabtu (10/3/2018) di Namo Kongkir, Desa Tangga Besi, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam. 

Dikatakan, tanaman yang menjadi sasaran hewan berbadan besar tersebut mulai dari palawija seperi padi, jagung, papaya, pisang serta komoditas lainnya. 

Gajah juga sudah kerap memporak-porandakan tanaman kelapa sawit petani, jengkol, kakao bahkan pondok kebun.

“Gajah ini makin ganas, tiap hari merusak tanaman kami,” timpal Mansur.

Lebih jauh dikatakan, akibat gangguan gajah liar kini petani semakin merugi karena gagal panen.

Baca: Pondok Pesantren Subulussalam Terbakar, Tengah Malam Warga Gotong Royong Padamkan Api

Apalagi, tanaman yang menjadi sasaran hewan dilindungi tersebut batang kelapa sawit berusia 2-3 tahun.

Biasanya, tanaman kelapa sawit seusia itu merupakan masa berbuah pasir dan dalam kurun satu tahun sejatinya telah bisa dipanen.

Berdasarkan catatan Serambinews.com, konflik antara gajah dengan manusia di Kota Subulussalam, khususnya di Kecamatan Sultan Daulat dan Simpang Kiri sudah berlangsung sejak belasan tahun lalu.

Bahkan telah merenggut sejumlah korban beberapa di antaranya meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan. 

Baca: Pelaku Judi Togel Dicambuk 19 Kali di Terminal Subulussalam

Gajah liar ini bahkan sempat menguasi perkebunan warga di Kecamatan Penanggalan tepatnya Desa Jontor perbatasan dengan Sumatera Utara pada tahun 2007 lalu.

Kasus konflik gajah berujung hilangnya nyawa manusia terjadi pada tiga bulan lalu.

Seorang warga di Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat tewas akibat diamuk gajah liar yang masuk ke areal kebun kelapa sawit di sana.

Baca: BREAKING NEWS - Lagi, Sempati Star Terperosok di Subulussalam

Pada kasus ini, BKSDA telah berulang kali menerjunkan gajah penjinak dan pernah pula beberapa ekor berhasil digiring dan ditangkap untuk menekan konflik tersebut.

Namun, tetap saja tidak mampu meredamnya.

Karena hingga sekarang kawanan gajah liar masih saja menunjukkan wujudnya di sejumlah pemukiman dan merusak perkebunan milik warga di Sultan Daulat bahkan sampai ke pusat Kota Subulussalam. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved