Gajah Liar Rusak Tanaman Warga Subulussalam, Ini Harapan Masyarakat
Masih munculnya hewan berbelalai panjang itu membuat tanaman warga luluh lantak dilumat
Penulis: Khalidin | Editor: Muhammad Hadi
Dikatakan, tanaman yang menjadi sasaran hewan berbadan besar tersebut mulai dari palawija seperi padi, jagung, papaya, pisang serta komoditas lainnya.
Gajah juga sudah kerap memporak-porandakan tanaman kelapa sawit petani, jengkol, kakao bahkan pondok kebun.
“Gajah ini makin ganas, tiap hari merusak tanaman kami,” timpal Mansur.
Lebih jauh dikatakan, akibat gangguan gajah liar kini petani semakin merugi karena gagal panen.
Baca: Pondok Pesantren Subulussalam Terbakar, Tengah Malam Warga Gotong Royong Padamkan Api
Apalagi, tanaman yang menjadi sasaran hewan dilindungi tersebut batang kelapa sawit berusia 2-3 tahun.
Biasanya, tanaman kelapa sawit seusia itu merupakan masa berbuah pasir dan dalam kurun satu tahun sejatinya telah bisa dipanen.
Berdasarkan catatan Serambinews.com, konflik antara gajah dengan manusia di Kota Subulussalam, khususnya di Kecamatan Sultan Daulat dan Simpang Kiri sudah berlangsung sejak belasan tahun lalu.
Bahkan telah merenggut sejumlah korban beberapa di antaranya meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan.
Baca: Pelaku Judi Togel Dicambuk 19 Kali di Terminal Subulussalam
Gajah liar ini bahkan sempat menguasi perkebunan warga di Kecamatan Penanggalan tepatnya Desa Jontor perbatasan dengan Sumatera Utara pada tahun 2007 lalu.
Kasus konflik gajah berujung hilangnya nyawa manusia terjadi pada tiga bulan lalu.
Seorang warga di Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat tewas akibat diamuk gajah liar yang masuk ke areal kebun kelapa sawit di sana.
Baca: BREAKING NEWS - Lagi, Sempati Star Terperosok di Subulussalam
Pada kasus ini, BKSDA telah berulang kali menerjunkan gajah penjinak dan pernah pula beberapa ekor berhasil digiring dan ditangkap untuk menekan konflik tersebut.
Namun, tetap saja tidak mampu meredamnya.
Karena hingga sekarang kawanan gajah liar masih saja menunjukkan wujudnya di sejumlah pemukiman dan merusak perkebunan milik warga di Sultan Daulat bahkan sampai ke pusat Kota Subulussalam. (*)