Kisah Tragis Sudan, Badak yang Mau Buang Air Harus Dijaga Tentara Akhirnya Mati
Sudan harus dijaga tentara dengan begitu ketat karena dia adalah satu-satunya Badak Putih Jantan yang tersisa di dunia.
Baca: Setelah Sempat Putus Akibat Longsor, Kini Jaringan Internet di Subulussalam-Singkil Kembali Normal
Baca: 5 Fakta Zaini Misrin TKI yang Dipancung di Arab Saudi, Pernah Jadi Tukang Cukur di Penjara

Kematian Sudan membuat spesies Badak Putih hampir resmi punah.
Pasalnya, di dunia hanya diketahui spesies ini tinggal ada dua ekor, semuanya betina.
"Dia adalah raksasa lembut. Di balik tubuh besarnya, kepribadian Sudan sangatlah luar biasa," ujar Elodie Sampere, Juru Bicara OI Pejeta.
Meski begitu, dilaporkan ABC News, tim konservasi berhasil mengambil sampel genetik dari Sudan sebelum dia disuntik mati.
Melalui teknologi fertilisasi in vitro (IVF), dokter hewan berusaha melakukan inseminasi buatan kepada dua betina yang masih tersisa untuk mencegah kepunahan.
Saat hidup, selama 24 jam, Sudan selalu didampingi tiga sampai empat tentara bersenapan laras panjang di Kenya.
Sudan bukan presiden, miliuner, atau pemimpin teroris.
Alih-alih manusia, Sudan adalah badak berusia 40 tahun.
Yang membuat dia dikawal begitu ketat, karena Sudan kini menjadi satu-satunya Badak Putih Utara (Ceratotherium simum cottoni) jantan yang tersisa di dunia.
Ya, bila Sudan mati, maka, Badak Putih Utara, atau Northern White Rhinocheros, dipastikan punah selamanya.
Badak ini mendapat perlindungan 24 jam, karena dikhawatirkan menjadi incaran pemburu liar.
Baca: Camat Karang Baru Lantik 160 MDSK Untuk 30 Kampong di Aceh Tamiang
Baca: Feri Tujuan Pulau Banyak Sudah Berlayar 30 Menit, Tapi Terpaksa Balik ke Singkil Akibat Badai Petir
