Pengantin Wanita Tak Bersanding Bersama Suami di Resepsi Pernikahan, Ternyata Ini Sebabnya
Pada tanggal 18 November tahun lalu ia sudah menjalani Ijab Qabul dengan suaminya Mohamad Syaiful Izwan Mohamad Shah.
Badriyah yang mengetahui hal itu langsung menangis di depan mertuanya karena dipastikan suaminya tidak akan bisa menjalani resepsi pernikahan mereka untuk kedua kalinya.
"Saya bersyukur kepada mertua saya yang telah menghibur dan menenangkan saya. Mereka mendesak saya untuk tetap kuat dan santai saja, melihat bahwa semua persiapan resepsi pernikahan sudah ada." ujar Badriyah.
“Saya pikir saya tidak bisa melakukannya jika bukan karena mereka,” tambahnya.
Baca: Dikirim dalam Botol Shampo, Petugas Rutan Idi Gagalkan Penyelundupan Narkoba
Baca: Pospera Abdya: Pemerintah Wajib Bayar Utang Pembelian Pesawat Garuda
Ketika hari resepsi pernikahan sudah dekat, Badriyah mengatakan dia tidak ingin memakai baju pengantin karena dia merasa canggung dan malu.
“Namun, suami saya mengatakan akan lebih baik jika saya memakainya. 'Kamu masih mempelai wanita'", katanya.
"Tentunya juga akan banyak anggota keluarga yang datang."
Saat hari resepsi digelar di Mini Arena Square, Chenderong Balai, Terengganu, para hadirin bingung karena mencari mempelai pria yang tak ada di altar pernikahan.
Seolah mereka bertanya-tanya di mana mempelai pria berada.
“Saya berjalan sendirian di depan para tamu menuju ke altar pernikahan. Hanya Tuhan yang tahu apa yang saya rasakan saat itu."
Baca: Dikirim dalam Botol Shampo, Petugas Rutan Idi Gagalkan Penyelundupan Narkoba
Baca: Pospera Abdya: Pemerintah Wajib Bayar Utang Pembelian Pesawat Garuda
“Tentu saja saya merasa malu. Siapa yang tidak, jika suami mereka tidak ada di sisi mereka pada hari resepsi pernikahan. Tapi saya tahu bahwa sebagai menantu pertama keluarga, saya harus berani dan berhasil sampai akhir upacara,” katanya.
Untungnya, pembawa acara pernikahan dengan cepat mengumumkan bahwa mempelai pria tidak bisa hadir karena menjalani pelatihan pemadam kebakaran.
Para hadirin menarik napas lega, takut-takut terjadi hal buruk pada mempelai pria.