Ketika Sang Adik Ungkap Kisah Asmara Soeharto Dengan Ibu Tien Hingga Lahir Enam Anak

Probosutedjo dan Soeharto adalah kakak beradik yang terlahir dari rahima ibu yang sama, Raden Roro Sukirah

Editor: Muhammad Hadi
Probosutedjo (kiri) dan Presiden kedua RI Soeharto bersama Tien Soeharto (kanan) 

SERAMBINEWS.COM - Adik Presiden Republik Indonesia Kedua Soeharto, Probosutedjo, meninggal dunia di Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Senin (26/3/2018).

Probosutedjo dan Soeharto adalah kakak beradik yang terlahir dari rahima ibu yang sama, Raden Roro Sukirah.

Baca: Merinding! Begini Pidato Soeharto di Lubang Buaya 52 Tahun Lalu

Meski berbeda ayah, mereka berdua sangat dekat. 

Salah satu kedekatannya adalah Soeharto memberikan tempat tinggal kepada Probosutedjo ketika hijrah dari Sumatera Utara ke Jakarta. 

Baca: Partai Berkarya Lolos Ikut Pemilu 2019, Akankah Tommy Soeharto Ikut Mencalonkan Diri Jadi Presiden?

Kedekatan mereka juga ditunjukan bagaimana Probosutedjo menjadi saksi kisah asmara kakaknya, Soeharto bersama Siti Hartinah atau Tien Soeharto

Kisah asmara ini diungkapkan Probosutedjo dalam buku  Memoar Romantika Probosutedjo yang ditulis oleh Alberthiene Endah pada tahun 2010.

Dalam buku ini tertulis bagaimana Probosutedjo melihat kakaknya berencana menikahi Siti Hartinah. 

Baca: 10 Tahun Meninggalnya Soeharto, Makamnya Dipenuhi Pengunjung

"Semula mas Harto merasa sungkan karena merasa belum pantas menikah. Tapi Bu Prawirodihardjo mengatakan usia mas Harto sudah mencukupi, 26 tahun. Pangkatnya yang sudah letkol dengan jabatan sebagai komandan resimen merupakan pamor yang sangat dihormati. Selain itu, juga sudah ada rumah yang bagus dan kendaraan," ujar Probosutedjo.

Probosutedjo mengungkapkan kondisi percakapan di rumah jalan Merbabu, antara Bu Prawirohardjo yang menyampaikan bahwa Siti Hartinah, putri Wedana Sumoharyomo bersedia dijodohkan untuk menjadi istri kakaknya, Soeharto

Baca: Benarkah Soeharto Miliki Ratusan Paranormal hingga Ribuan Pusaka?

Probosutedjo juga mengatakan bahwa saat itu, Soeharto langsung begitu cepat menjawab. 

Alasannya, Soeharto sudah lama menaruh hati pada gadis priayi itu. 

Pada tahun 1947, Soeharto mulai berpacaran dengan Siti Hartinah. 

Baca: Meskipun Jarang Muncul, Ini Alasan Panji Trihatmodjo adalah Cucu Soeharto yang Paling Terkenal

"Saya melihat perubahan yang nyata pada diri mas Harto. Dia mulai sering mematut diri dan wajahnya keliatan berseri-seri. Dia sempat pergi beberapa kali ke solo menemui mbakyu Harto dan keluarganya yang sudah tinggal di sana. Mungkin untuk melakukan pendekatan," ujar Probosutedjo.

Ia pun lalu melanjutkan kisahnya ketika Soeharto akan menikah. 

"Mas Harto terbilang tenang menghadappi saat menjelang pernikahannya. Dia tetap pergi dinas seperti biasa dan tidak ada persiapan berarti. Santai sekali," ujar Probosutedjo.

Baca: Benarkah Soeharto Dipecat Jenderal AH Nasution dan Ditampar Jenderal Ahmad Yani?

Pernikahan Soeharto dan Siti Hartinah digelar pada tanggal 26 Desember 1947. 

"Pagi-pagi sekali mas Harto dan pengantarnya menuju Solo. Hanya saudara sepupu Mas Harto, mas Soelardi, dan Pak Prawirowihardjo yang ikut ke Solo. Saya diminta menjaga rumah karena toh nanti mas Harto juga akan membuat acara selamatan di Yogyakarta," cerita Probosutedjo. 

Menurut Probosutedjo, keluarga Siti Hartinah di Solo benar-benar mempersiapkan hajatan dengan baik meski sederhana. 

Baca: Mengharukan! Curhat dan Tangisan Putri Soeharto usai Mengikuti Aksi Super Damai 212

Menjelang senja, banyak tamu berdatangan dari keluarga, pejabat pemerintah, sahabat, hingga anak buah Soeharto

Dari pernikahan Soeharto dan Siti Hartinah, terlahir 6 orang anak yang bernama Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), Sigit Harjojudanto (Sigit), Bambang Trihatmodjo (Bambang), Siti Hediati Hariyadi (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek). (Alfa Pratama/Grid.ID)

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved