Merinding! Begini Pidato Soeharto di Lubang Buaya 52 Tahun Lalu
Suara Soeharto ini mendadak kembali viral lantaran masih dalam rangkaian momentum peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
SERAMBINEWS.COM - Hari ini Rabu (4/10/2017) tepat 52 tahun lalu Panglima Kostrad Mayjen Soeharto berpidato di Lubang Buaya. Suara dan isi pidatonya bikin merinding, dan kembali viral Rabu (4/10/2017).
Suara dan isi pidato Soeharto yang saat itu memimpin pengangkatan enam jenderal dan satu perwira yang kini dikenal sebagai Pahlawan Revolusi dalam sumur tua di Lubang Buaya bertebaran di YouTube.
Banyak kanal yang mengunggah video cuplikan dari film Penumpasan G30S/PKI yang berisi suara Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad.
(Baca: Benarkah Soeharto Dipecat Jenderal AH Nasution dan Ditampar Jenderal Ahmad Yani?)
Tanggal ini 4 Oktober, 52 tahun lalu suara Soeharto ini menggambarkan kegentingan situasi saat itu.
Jakarta diselimuti kesedihan sekaligus kegeraman atas pembunuhan para jenderal dan seorang perwira.

Suara Soeharto ini mendadak kembali viral lantaran masih dalam rangkaian momentum peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
Berikut isi pidato Mayjen Soeharto di Lubang Buaya:
"Pada hari ini 4 Oktober 1965, kita bersama-sama dengan mata kepala masng-masing, telah menyaksiken pembongkaran daripada penanaman jenazah para jenderal kita.
"Ada enam jenderal dengan satu perwira pertama dalam suatu lubang sumur lama."
"Sebagaimana saudara-saudara telah maklum bahwa jenderal-jenderal kita dan perwira pertama kita ini telah menjadi korban daripada tindakan-tindakan yang biadap dan petualang-petualang yang hina dengan nama Gerakan 30 September."
(Baca: Pengakuan Mengejutkan Eks Prajurit Cakrabirawa dalam Penculikan Jenderal saat Peristiwa G30S/PKI)
"Kalau kita melihat tempat ini adalah di Lubang Buaya, daerah Lubang Buaya adalah termasuk dari daerah Lapangan Halim dan kalau saudara-saudara melihat fakta bahwa deket tempat ini jadi pusat latihan subhan dan subhwati yang dilakukan atau dilaksanaken oleh Angkatan Udara."
"Mereka melatih para anggota-anggota Pemuda Rakyat dan Gerwani."
"Satu fakta mungkin mereka latihan dalam rangka pertahanan pangkalan tapi menurut anggota Gerwani yang dilatih di sini dan ditangkap di Cirebon, adalah pulang dari Jateng, jauh dari daerah tersebut."