Mengulang Romantisme ‘Burung Besi’ Seulawah RI
Pesawat Seulawah RI mengepakkan sayapnya merebut kembali kemerdekaan dari tangan penjajah
Penulis: Nurul Hayati | Editor: Muhammad Hadi
Banda Aceh, 29 Juli 1984
Kepala Staf TNI AU Gubernur/ Kepala Daerah Istimewa Aceh,
Sukardi H. Hadi Thajeb
Marsekal TNI
Baca: Kembali Bertambah, Warga Aceh Barat Perlihatkan Surat Obligasi Pesawat

Riwayat Pesawat Seulawah
Pesawat ini dibeli dari hasil sumbangan rakyat Aceh atas permintaan Soekarno yang datang khusus ke Aceh, medio Juni 1948.
Dalam pertemuannya dengan Gubernur Militer, Abu Daud Beureueh di Hotel Aceh, samping Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Presiden RI pertama itu menangis, mengiba agar rakyat Aceh membantu dana pembelian pesawat.
Sang proklamator ulung itu telah menggerakkan Gabungan Saudagar Indonesia Daerah Aceh (GASIDA).
Ketua GASIDA, Muhammad Djuned Yusus yang hadir dalam forum langsung menyanggupi permintaannya.
Baca: Haji Uma Surati Dua Menteri Soal Obligasi Pesawat Seulawah-RI
Bersama Said Muhammad Daud Alhabsyi, ia memimpin Dakota Found, panitia penggalangan dana.
Para saudagar menyumbangkan uang dan emas. Sementara rakyat biasa ikut mengumpulkan hasil pertanian dan peternakannya untuk disumbang ke panitia.
Alhasil dalam dua hari terkumpul dana setara 20 kilogram emas atau 130 ribu dolar Singapura.
Versi lain menyebutkan, saat itu Daud Beureueh yang iba dengan Soekarno langsung memerintahkan langsung Abu Mansor, sekretarisnya untuk mengumpulkan sumbangan.