Mengulang Romantisme ‘Burung Besi’ Seulawah RI

Pesawat Seulawah RI mengepakkan sayapnya merebut kembali kemerdekaan dari tangan penjajah

Penulis: Nurul Hayati | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/M ANSHAR
Pekerja dari Garuda Maintenance Facilities GMF AeroAsia memperbaiki replika pesawat Dacota DC-3 Seulawah RI-001 di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh, Senin (2/4/2018). 

Banda Aceh, 29 Juli 1984

Kepala Staf TNI AU                            Gubernur/ Kepala Daerah Istimewa Aceh,

Sukardi                                                 H. Hadi Thajeb

Marsekal TNI

Baca: Kembali Bertambah, Warga Aceh Barat Perlihatkan Surat Obligasi Pesawat

Monumen Pesawat Seulawah RI-001
Monumen Pesawat Seulawah RI-001 (SERAMBINEWS.COM/M ANSHAR)

Riwayat Pesawat Seulawah

Pesawat ini dibeli dari hasil sumbangan rakyat Aceh atas permintaan Soekarno yang datang khusus ke Aceh, medio Juni 1948.

Dalam pertemuannya dengan Gubernur Militer, Abu Daud Beureueh di Hotel Aceh, samping Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Presiden RI pertama itu menangis, mengiba agar rakyat Aceh membantu dana pembelian pesawat.

Sang proklamator ulung itu telah menggerakkan Gabungan Saudagar Indonesia Daerah Aceh (GASIDA).

Ketua GASIDA, Muhammad Djuned Yusus yang hadir dalam forum langsung menyanggupi permintaannya.

Baca: Haji Uma Surati Dua Menteri Soal Obligasi Pesawat Seulawah-RI

Bersama Said Muhammad Daud Alhabsyi, ia memimpin Dakota Found, panitia penggalangan dana.

Para saudagar menyumbangkan uang dan emas. Sementara rakyat biasa ikut mengumpulkan hasil pertanian dan peternakannya untuk disumbang ke panitia.

Alhasil dalam dua hari terkumpul dana setara 20 kilogram emas atau 130 ribu dolar Singapura.

Versi lain menyebutkan, saat itu Daud Beureueh yang iba dengan Soekarno langsung memerintahkan langsung Abu Mansor, sekretarisnya untuk mengumpulkan sumbangan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved