Tiap Hari Pelajar Naik Ban Pergi ke Sekolah, Harapan Dibangun Jembatan tak Terwujud Hingga Kini
seorang warga yang meninggal dunia tidak disalatkan karena tidak satupun pemuka agama yang datang karena kondisi air deras
Tak hanya itu, seorang warga yang meninggal dunia tidak disalatkan karena tidak satupun pemuka agama yang datang karena kondisi air deras.
"Beginilah kondisi warga kampung di sini. Nyawa taruhan, bahkan ada orang yang meninggal tidak bisa di shalatkan karena tokoh agama tidak bisa datang akibat jembatan tidak ada dan arus sungai yang sangat deras. Penderitaan warga di seberang sungai sangat berat karena kadang mereka terisolir kalau airnya tinggi," bebernya.
Para pelajar pun yang setiap hari menyeberang sungai ini berharap, bisa dibuatkan jembatan oleh pemerintah.
Baca: Kelebihan Muatan, Boat Getek yang Angkut Pelajar hilang Keseimbangan dan Tenggelam di Sungai Tamiang
Karena, setiap harinya pelajar di dua desa itu menyeberangi sungai dengan menumpangi sebuah ban dalam mobil yang ditarik oleh seorang warga.
"Ban ini hanya bisa dinaiki untuk anak SD sama anak perempuan saja. Jadi yang pelajar SMP dan SMA yang laki-laki, mereka menelusuri air sungai dengan mengkat pakai sekolah dan tasnya agar tidak basah," tutur seorang siswa SMP kelas 2, Iskandar.
Saat ini, baik siswa maupun warga, sangat berharap jembatan itu segera dirampungkan.
Baca: Tiga Pelajar SMP ini Aniaya Orang Gila, Korban Harus Masuk Rumah Sakit, Lihat Videonya di Sini
Jembatan itu merupakan satu-satunya harapan mereka untuk melanjutkan kehidupan mereka yang lebih baik.
Pasalnya, tak jarang hasil pertanian dan kebun mereka tidak bisa dijual karena tidak ada akses jalan ke kota Kabupaten Maros.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Pelajar di Maros Bertaruh Nyawa Menyeberang Sungai Demi Menuntut Ilmu
https://regional.kompas.com/read/2018/04/08/15355801/pelajar-di-maros-bertaruh-nyawa-menyeberang-sungai-demi-menuntut-ilmu.