Kisah Mengharukan Soesalit, Anak Semata Wayang RA Kartini
Rasa galau dirasakan Soesalit selama jadi polisi rahasia. Ia yang seorang pejuang bangsa harus memata-matai pergerakan kaum pribumi
lihat foto
Semasa restrukturisasi dan rasionalisasi, Soesalit diturunkan pangkat menjadi Kolonel lalu menjadi pejabat di Kementerian Perhubungan.
Padahal, saat itu pangkatnya adalah Jenderal Mayor atau sekarang disebut Mayor Jenderal.
(Baca: Pengakuan Mengejutkan Eks Prajurit Cakrabirawa dalam Penculikan Jenderal saat Peristiwa G30S/PKI)
Peristiwa Madiun tahun 1948 lah yang menjadi awal penderitaan Soesalit.
Saat itu pasukan komunis tengah memberontak.
Ada satu dokumen yang disebut milik pemberontak jatuh ke tangan tentara pemerintah.
Di sana tertulis nama Soesalit yang disebut sebagai 'orang yang diharapkan'.
Singkat cerita, Soesalit pun menjadi tahanan rumah dan pangkatnya diturunkan.
Ia akhirnya menjadi pejabat di Kementerian Perhubungan dengan pangkat militer tak berbintangnya.
Kehidupan Soesalit pun dikenal sangat sederhana.
(Baca: Melawan Lupa! Di Lubang Ini PKI Bantai Pemuda Ansor)
Ia tidak ingin show off soal sepak terjangnya, apalagi membawa-bawa nama besar ibunya.
Soesalit wafat di RSPAD, 17 Maret 1962.
Pemakamannya di pemakaman keluarga Djojoadhiningrat di Rembang dipimpin Wakil KSAD Jenderal Gatot Subroto.
Dia menerima Bintang Gerilya pada 1979.
