Duka dan Misteri di Balik Tragedi Sumur Minyak

KEBAKARAN dan ledakan sumur minyak di Dusun Bhakti, Gampong Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak

Editor: bakri
HASBUH (suami almarhum Wahyuni) didampingi anaknya di rumah mereka, Gampong Bhom Lama, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Jumat (27/4) sore. 

KEBAKARAN dan ledakan sumur minyak di Dusun Bhakti, Gampong Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Rabu (25/4) dini hari menyisakan duka dan misteri.

Untuk mengetahui lebih dalam bagaimana tragisnya peristiwa itu, Serambi ikut bersama Ketua Fraksi Partai Aceh DPRA, Iskandar Usman Al-Farlaky mengunjungi rumah korban meninggal akibat ledakan sumur minyak tersebut.

Kedatangan Iskandar Usman bersama rombongan ke rumah duka disambut dengan suka cita oleh keluarga korban. Setiap rumah korban yang disambangi diselimuti suasana duka dan kesedihan. Sejumlah warga juga tampak silih berganti melayat.

Iskandar Usman berpesan agar keluarga korban tabah menghadapi musibah ini dan bersama-sama mendoakan agar arwah almarhum ditempatkan pada tempat terbaik.

Di sela-sela kunjungan Ketua Fraksi Partai Aceh DPRA ke rumah almarhumah Wahyuni, Serambi sempat berbincang-bincang dengan Hasbuh terkait kepergian istri tercintanya, bernama Wahyuni.

Hasbuh mengatakan, Rabu (25/4) dini hari sekitar pukul 01.30 WIB itu istrinya dibangunkan oleh si Mur (tetangganya) diajak mengambil minyak mentah ke lokasi sumur yang telah menyembur. Jarak rumah mereka dengan lokasi ledakan sekitar 400 meter.

“Istri saya dibangunkan oleh si Mur dan diajak meleles minyak. Saat itu, saya tidak sadar jika istri saya pergi karena tertidur lelap,” ungkap Hasbuh.

Hasbuh mengaku ia mengetahui istrinya tak lagi berada di rumah setelah mendengar suara ledakan, dan suara teriakan seseorang minta tolong.

“Suara orang minta tolong dan berteriak terjadinya kebakaran sampai ke rumah saya,” ungkap Hasbuh.

Kemudian, ungkap Hasbuh, ia langsung pergi menuju lokasi kebakaran.

Setibanya di sana ia melihat istrinya dan sejumlah warga lainnya telah terbakar dalam kobaran api.

“Saya melihat istri saya terbakar dengan jarak sekitar 7 meter, tapi saya tak kuasa untuk membantu karena api sangat panas. Istri saya meninggal di lokasi kejadian dan baru bisa dievakuasi setelah api berhasil dipadamkan mobil pemadam kebakaran,””jelas Hasbuh.

Selanjutya jenazah istrinya dievakuasi ke Puskesmas Ranto Peureulak, Aceh Timur dan dikebumikan Kamis pagi.

Kepergian istrinya, meninggalkan duka sangat mendalam terhadap keluarga, terutama terhadap kelima anaknya yang terdiri dari tiga anak laki-laki Rifki Wahyudi, Rahmat Fajar, Iqbal Faizin, dan dua anak perempuan Rifka Oktara, Septylia Jasmin.

“Anak-anak saya sering menangis teringat ibunya,” kisah Hasbuh sambil mengusap tetesan air mata di pipinya.

Cerita sedih lainnya datang dari almarhum Riana (Mak Wen), kedatangan Ketua Fraksi Partai Aceh ke rumah almarhum Riana ini disambut Armaya yaitu suami dari Riana.

“Jezanah istri saya habis terbakar di lokasi kejadian,” kisah Armaya di hadapan Iskandar Al-Farlaky saat mengawali perbincangan.

Menantu almarhum Riana yaitu Roza menceritakan saat itu merupakan pertama kali ibunya (Riana) meleles minyak, karena diajak tetangganya seorang laki-laki.

“Begitu diajak meleles minyak yang keluar dari sumur, mamak dan bunda (Raisa) berdua pergi membawa jerigen untuk mengambil minyak. Karena saat itu juga sudah banyak tetangga yang pergi mengambil minyak,” jelas Roza.

Sementara itu bunda Roza, yaitu Raisa kepada Serambi mengatakan setibanya di lokasi sumur minyak ia dan Riana (kakaknya) langsung mengambil minyak dari kolam penampungan dan dimasukkan ke dalam jerigen. Saat itu juga, jelas Raisa, di lokasi banyak warga lainnya juga sedang mengambil minyak.

“Setelah jerigen terisi penuh saya ajak kakak Riana pulang tapi dia tidak mau. Kemudian saya pulang ambil jerigen lain, tapi saat hendak kembali ke sumur terdengar suara ledakan dan terjadi kebakaran hebat,” ungkap Raisa.

Setelah terjadinya kebakaran itu, jelas Raisa, mereka baru menemukan jenazah Riana pukul 15.00, Rabu dengan kondisi tubuh terbakar.

“Jumpa jenazah mamak di Puskesmas dengan kondisi jenazah seperti orang sujud,” jelas Roza.

Kepergian Riana meninggalkan tujuh anak yang terdiri empat perempuan, tiga laki-laki.

Iskandar Usman Al-Farlaky mengatakan berdasarkan hasil kunjungannya terhadap rumah keluarga korban yang meninggal dunia akibat terbakar, ia menerima banyak cerita yang sangat menyedihkan dari pihak keluarga yang ditinggalkan korban meninggal.

“Kita mendapatkan banyak informasi yang sangat menyedikan dari pihak keluarga. Pada hari pertama, rumah korban meninggal yang saya kunjungi, ibu almarhum langsung histeris menangis menceritakan kronologis anaknya meninggal,” jelas Iskandar.

Yang lebih menyedihkan lagi, sambung Iskandar, keluarga Ibu Ainal Mardiah (Kak Nar), dua orang anak Kak Nar (Afrizal, dan Siti Rahaya), dan seorang Ibu Kak Nar (Siti Habsyah) juga meninggal dalam musibah ini.

“Kemudian ada juga anak muda yang menurut pengakuan orang tua almarhum korban baru pertama kali datang ke lokasi sumur tersebut karena ditelepon oleh temannya untuk dibawakan tempat penampungan minyak. Begitu diantar ke lokasi korban tak kembali lagi,” jelas Iskandar.

Korban lainnya, sambung Iskandar, juga baru pertama kali ke lokasi untuk mengambil minyak menggunakan jerigen untuk digunakan sebagai pencegah semut di kedainya tapi korban juga tak kembali lagi.

Korban lainnya, jelas Iskandar, yaitu kepada orang tuanya korban meminta izin untuk menonton bola.

“Tapi tiba-tiba ditelepon temannya untuk dibawakan tempat minyak, dan setibanya di sana korban juga meningal dunia,” jelas Iskandar.

Karena itu, ungkap Iskandar, berdasarkan informasi yang diperolehnya dari pengakuan pihak keluarga almarhum ada beberapa korban dalam musibah ini, saat kejadian baru pertama kali meleles minyak.

Seperti almarhum Wahyuni juga diajak oleh temannya. Jadi, sedikitnya ada sekitar 6 korban yang ikut meleles minyak untuk pertama kali dan menjadi korban meninggal dunia dalam musibah ini. Kita harapkan agar keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi cobaan ini, dan kita doakan agar para almarhum ditempatkan Allah WST dalam Surga Jannatunnaim,” demikian Iskandar. (c49)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved