Kisah Wanita Muda Jadi Budak Seks ISIS Selama 3 Tahun dan Diperkosa oleh 7 Pria Secara Brutal
Suaranya sangat lemah, dia harus menempatkan telinganya langsung di dekat mulutnya untuk mendengar suaranya.
Selama lebih dari setahun, Taalo berkata bahwa dia tahu lokasi keponakannya, juga nama pejuang yang menahannya.
Dia meminta bantuan seorang penyelinap yang dengan risiko besar memotret Souhayla melalui jendela rumah tempat dia ditahan dan mengirim gambar ke keluarganya.
Tapi itu terlalu berbahaya untuk mencoba melakukan penyelamatan saat itu.
Baca: Ini Obat Kuat Sementara Bagi Rupiah, Analis: Bisa Terancam di Kisaran Rp 15.000 Akhir Tahun Ini
Baca: Bawaslu Minta Polisi Segera Tetapkan Sekjen dan Wasekjen PSI Tersangka, Begini Reaksi PSI
Souhayla melarikan diri pada 9 Juli 2017, dua hari setelah serangan udara menghancurkan sebuah tembok di gedung tempat dia ditahan, mengubur seorang gadis Yazidi lainnya yang telah ditahan di sampingnya dan membunuh penculik yang telah menyiksa mereka, kata pamannya.
Pada saat itu, dia cukup kuat untuk memanjat reruntuhan dan menuju ke pos pemeriksaan Irak pertama.
Ketika keluarganya pergi untuk menjemputnya, dia berlari dan memeluk mereka.
"Saya berlari ke dia dan dia berlari ke arah saya, kami mulai menangis dan kemudian kami mulai tertawa juga," kata Taalo.
"Kami tetap saling berpelukan dan kami terus menangis, tertawa, sampai kami jatuh ke tanah."
Baca: Dukun Ngaku Bisa Ganda Uang Miliaran, Baca Jampi Dalam Gelap dan Kasih Kardus, Ternyata Ini Isinya
Baca: Saat Rupiah Melemah Terhadap Dollar AS, Ringgit Malaysia dan Baht Thailand Justru Menguat

Tetapi dalam beberapa jam, dia berhenti berbicara, katanya.
Para dokter yang memeriksanya telah meresepkan antibiotik untuk infeksi saluran kencing.
Dia juga menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi.
"Saya senang berada di rumah," dia berbisik dengan susah payah ke telinga pamannya.
"Tapi saya sakit."
ISIS telah memerintah Mosul selama dua bulan pada tahun 2014.
Desa-desa di kaki gunung telah lama menjadi fondasi kehidupan bagi Yazidi, sebuah minoritas kecil yang jumlahnya kurang dari dua persen dari penduduk Irak yang berjumlah 38 juta jiwa.
Kepercayaan dari Yazidi dianggap sebagai politeisme dan dikategorikan berbahaya dalam kelompok teroris ISIS.
Baca: Cara Warga Dubai Beramal Selama Ramadhan, Letakkan 100 Kulkas di Depan Rumah Untuk Sahur dan Berbuka
Baca: Densus 88 Temukan Lokasi Latihan Fisik Para Penyerang Mapolda Riau, Ini Penampakannya