Idul Fitri 139 H

Selamat Hari Raya Idul Fitri - Ini Adab Bertamu Sesuai Anjuran Rasulullah  

Sunnah jika seorang yang minta izin bertamu ditanya namanya, “Siapa anda?” maka harus dijawab dengan nama atau panggilan yang sudah dikenal

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Tribun Jateng
Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 

SERAMBINEWS.COM – Hari ini, Jumat (15/6/2018), mayoritas umat Muslim di Indonesia merayakan Idul Fitri 1439 H.

Sesuai Sunnah Rasulullah SAW, setelah melaksanakan Shalat Id (Shalat Hari Raya), umat Muslim menjalin silaturahim dan saling mengucapkan kalimat doa “Taqabbalallahu minna wa minkum” (Semoga Allah menerima amalan kami dan amalan kamu sekalian).

Pada Hari Raya Fitrah ini, umat Muslim juga dianjurkan saling berkunjung (bertamu) guna menyambung atau memperkuat silaturahim dan saling mendoakan.

Agar kegiatan bertamu dengan tujuan silaturahim ini benar-benar berkah, maka ada baiknya kita tahu tentang adab-adab bertamu, termasuk pada hari Raya Idul Fitri, mulai hari ini hingga beberapa hari ke depan.

Berikut ulasan tentang “anjuran dan adab-adab bertamu” yang dikirimkan Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Kota Banda Aceh yang juga mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Tgk Mulyadi Nurdin Lc kepada Serambinews.com, Jumat (15/6/2018).

Mulyadi Nurdin, Lc, MH
Mulyadi Nurdin, Lc, MH (IST)

1. Bertamu merupakan bagian dari silaturrahim yang dianjurkan.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa ingin dibentangluaskan rezekinya, dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia bersilaturahim.” (HR Bukhari)

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menyambung silaturahim.’’ (HR Bukhari).

Diriwayatkan dalam Hadis Tabrani, bahwa ketika orang beriman bertemu orang beriman yang lain, lalu mengucapkan salam dan berjabat tangan, maka rontoklah dosa-dosa keduanya.

(Baca: Wartawan Senior Sebut Presiden Real Madrid dan Lopetegui Telah Khianati Timnas Spanyol)

2. Memberi salam dan minta izin masuk

Dari Kildah ibn al-Hambal RA, ia berkata: “Aku mendatangi Rasulullah SAW lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucap salam. Lalu Rasulullah SAW bersabda: "Keluarlah dan ucapkan: Assalamu’alaikum, boleh aku masuk?’," (HR. Abu Daud dan Tirmidzi berkata: Hadits Hasan)

(Baca: Mendoakan Erdogan di Akhir Ramadhan dan Awal Syawal)

3. Minta izin cukup tiga kali

Ketika sudah sampai di rumah seseorang, masuklah setelah diizinkan oleh pemilik rumah.

Rasulullah SAW memberikan batasan kepada kita untuk meminta izin dengan mengucapkan salam dalam bertamu sebanyak tiga kali.

Semisal pintu telah dibuka ketika salam ketiga, kita harus tetap menunggu izin pemilik rumah untuk masuk. Hal tersebut dijelaskan dalam hadist berikut ini :

Dari Abu Musa Al-Asy’ary RA berkata: “Rasulullah SAW bersabda: "Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan masuklah, dan jika tidak dizinkan pulanglah," (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah SWT berfirman yang artinya:

"Jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: Pulanglah, maka pulanglah kamu. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. An-Nuur: 28)

(Baca: Palestina Jadi Tema Peserta Pawai Takbir Idul Fitri 1439 H di Banda Aceh)

4. Ketuk Pintu dengan perlahan

Tidak dibolehkan mengetuk pintu rumah dengan kasar, tidak menggedor-gedor dan tidak berlebihan

Hal itu sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik RA: “Kami di masa Nabi SAW mengetuk pintu dengan kuku-kuku.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad bab Mengetuk Pintu)

5. Jangan berdiri tepat di depan pintu masuk

Jangan berdiri tepat di depan pintu masuk, tetapi berdirilah di samping kiri atau kanan pintu.

Hal ini untuk mencegah supaya kita tidak secara langsung melihat apa yang ada di dalam rumah sebelum diizinkan.

Hal ini berkaitan dengan kesiapan pemilik rumah untuk mempersiapkan segalanya dalam menyambut tamu.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan,  “Adalah Rasulullah SAW apabila mendatangi pintu seseorang, beliau tidak menghadapkan wajahnya ke depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan assalamu’alaikum.. assalamu’alaikum,” (HR. Abu Dawud).

(Baca: Palestina Jadi Tema Peserta Pawai Takbir Idul Fitri 1439 H di Banda Aceh)

6. Jangan mengintip ke dalam rumah

Setiba di rumah yang dikunjungi tetaplah berada di luar rumah sampai pemilik rumah mempersilakan masuk dengan membuka pintu.

Sebelum pintu dibuka jangan coba-coba mengintip ke dalam rumah, walau hanya untuk memeriksa apakah ada orang di dalam rumah atau tidak.

Dari Anas bin Malik RA, ada seorang laki-laki mengintip kamar Nabi SAW, lalu Nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang untuk menusuk orang itu.” (HR. Bukhari dalam Kitabul Isti’dzan)

Dalam hadits lain Rasulullah SAW pernah bersabda: "Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu.”(HR. Bukhari dalam Kitabul Isti’dzan)

(Baca: Abusyik Serahkan Sumbangan Masyarakat untuk Palestina, Besaran Dana Rp 181 Juta)

7. Perkenalkan diri Anda

Jika kita mengucapkan salam kemudian pemilik rumah bertanya, “siapa?” maka jawablah dengan nama jelas kita.

Al-Imam an Nawawi rahimahullah dalam kitabnya yang terkenal, Riyadhush Shalihin membuat bab khusus, “Bab bahwasanya termasuk sunnah jika seorang yang minta izin bertamu ditanya namanya, “Siapa anda?” maka harus dijawab dengan nama atau kunyah (panggilan dengan abu fulan/ummu fulan) yang sudah dikenal, dan makruh jika hanya menjawab, “Saya” atau yang semisalnya.”

Ummu Hani RA, seorang sahabiyah mengatakan, “Aku mendatangi Nabi ketika beliau sedang mandi dan Fathimah menutupi beliau. Beliau bertanya, “Siapa ini?” Aku katakan, “Saya Ummu Hani`.” (Muttafaqun ‘alaihi)

8. Tidak bikin repot

Dianjurkan supaya kita tidak merepotkan pemilik rumah, dan segera kembali ketika urusannya selesai.

Allah SWT berfirman yang artinya:

"tetapi jika kalian diundang maka masuklah, dan bila telah selesai makan kembalilah tanpa memperbanyak percakapan” (Al-Ahzab: 53)

9. Kalau menginap jangan terlalu lama

Rasulullah SAW pernah bersabda: “Jamuan tamu itu tiga hari dan perjamuannya (yang wajib) satu hari satu malam. Tidak halal bagi seorang muslim untuk tinggal di tempat saudaranya hingga menyebabkan saudaranya itu terjatuh dalam perbuatan dosa.

Para sahabat bertanya, ‘Bagaimana dia bisa menyebabkan saudaranya terjatuh dalam perbuatan dosa?’ Beliau menjawab, “Dia tinggal di tempat saudaranya, padahal saudaranya tersebut tidak memiliki sesuatu yang bisa disuguhkan kepadanya.” (HR. Muslim no. 48 dan Abu Dawud no. 3748 dari sahabat Abu Syuraih al-Khuza’i RA)

10. Bawa oleh-oleh

Lebih baik kita membawa buah tangan untuk pemilik rumah yang kita kunjungi, karena memberi hadiah dapat mempererat hubungan antara keduanya.

Rasulullah SAW bersabda: “Berilah hadiah di antara kalian, Niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)

11. Berdoa kepada pemilik rumah

Adab berikutnya adalah mendoakan sang pemilik rumah yang memberi kita hidangan setelah kita mencicipi makanan tersebut.

Di antara doa yang tertulis dalam hadist adalah sebagai berikut :

“Ya Allah berikanlah makanan kepada orang telah yang memberikan makanan kepadaku dan berikanlah minuman kepada orang yang telah memberiku minuman.” (HR. Muslim)

“Ya Allah ampuni dosa mereka dan kasihanilah mereka serta berkahilah rezeki mereka.” (HR. Muslim)

Demikian ulasan tentang anjuran dan adab-adab bertamu, termasuk di Hari Raya Idul Fitri. Dengan mengikuti anjuran Rasulullah ini semoga Allah memberikan pahala atas niat kita menyambung silaturahim dan saling memaafkan di hari fitrah ini.(*)

Lihat instruksional dalam dua video berikut ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved