Jembatan Rema Baru Rusak
Jembatan penghubung dari Desa Rema Baru menuju Jalan dua jalur Blangseere, Kecamatan Kutapanjang
* Lantai Kayu Lapuk dan Keropos
BLANGKEJEREN - Jembatan penghubung dari Desa Rema Baru menuju Jalan dua jalur Blangseere, Kecamatan Kutapanjang, Kabupaten Gayo Lues (Galus) rusak berat. Bagaimana tidak, lantai hanya beralaskan kayu yang berusia puluhan tahun sudah lapuk dan keropos, sehingga rawan kecelakaan, teruama terjebur ke sungai.
Amatan Serambi pada Selasa (19/6), jembatan tersebut sudah hampir tidak bisa dilewati lagi oleh kendaraan roda empat, apalagi truk, kecuali sepeda motor dengan ekstra hati-hati. Bahkan, pejalan kaki juga harus melihat lantai jembatan dengan hati-hati, karena bisa saja terinjak kayu keropos, sehingga bisa jatuh ke sungai.
Lintasan desa itu yang belum diaspal merupakan jalur alternatif bagi warga Rema Baru menuju Blangsere atau Mapolres Galus dan stadion Pacuan Kuda Buntul Nege Blangsere, termasuk para pelajar SMKN 2 Blangkejeren. Namun jembatan tersebut terkesan hanya dibiarkan dan menunggu menelan korban jiwa.
“Jembatan penghubung Rema Baru yang sudah rusak merupakan lintasan bagi warga selama ini untuk menuju ke berbagai tempat,” kata Ran, warga Rema Baru yang dibenarkan sejumlah warga lainnya, kemarin. Dia mengatakan di antaranya menuju area perkebunan, perkantoran pemerintah dan tempat lainnya.
Disebutkan, kondisi jembatan sudah sangat memprihatinkan dan dapat mengancam keselamatan warga yang melintas. Menurut dia, jembatan Rema Baru banyak dilalui warga setiap hari, baik warga maupun anak-anak sekolah, tetapi belum ada tanda-tanda akan diperbaiki.
“Warga berharap, agar jembatan penghubung dari Rema Baru Blangsere di Aih Sekat itu segera diperbaiki sebelum jatuh korban jiwa, karena kondisinya sudah memprihatinkan,” sebut sejumlah perangkat desa Rema Baru.
Sebelumnya juga sudah dilaporkan bahwa jembatan kayu di Desa Rema Baru, jalur penghubung ke jalan dua jalur Blangsere, Kecamatan Kutapanjang, Gayo Lues terancam ambruk. Sebagian besar lantai jembatan sudah patah dan jatuh ke sungai yang diganti dengan bambu.
Pantauan Serambi, Senin (9/4/2018), jembatan tersebut sudah jarang dilalui kendaraan, terutama roda empat, apalagi truk. Bahkan pengendara sepeda motor dan pejalan kaki harus ekstra hati-hati melintas, khawatir jatuh ke dalam sungai.
Bahkan, sebelumnya, sejumlah warga Desa Rema, Kecamatan Kutapanjang, Kabupaten Gayo Lues (Galus) harus memperbaiki jalan berlubang dengan menimbun tanah dan pasir. Bahkan, rambu-rambu dari batang bambu juga didirikan di lokasi badan yang amblas dan sempit, seperti dekat Simpang Rema pada Jumat (2/3/2018).
Warga secara swadaya mengambil inisiatif memperbaiki jalan provinsi itu, karena tidak ada perhatian dari pemerintah. Mereka juga mengkhawatirkan semakin banyak pengendara sepeda motor yang menjadi korban kecelakaan, seusai terperosok dalam lubang, terutama saat musim hujan.
“Badan jalan, bukan saja berlubang dan rusak parah, tetapi juga ada yang amblas, sehingga menjadi sempit dan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas di dekat Simpang Rema itu,” kata Abuadin tokoh pemuda Rema yang turut didampingi sejumlah warga lainnya.
Dia menyatakan kondisi jalan sudah rusak parah dan memprihatinkan selama ini, namun pemerintah Aceh hanya tutup mata. Dia mencontohkan, sudah bertahun-tahun badan jalan rusak parah dan amblas, tetapi tak kunjung diperbaiki maupun mendapat perhatian yang serius dari pemerintah Aceh.(c40)