Tak Seperti Kartun Disney, Kisah Pocahontas Ternyata Jauh dari Kata Romantis dan Lebih Menyedihka
Kisah cintanya dengan Kapten Smith menjadi sesuatu yang romantis dan membuat siapapun ingin merasakan hal serupa.
Yang pasti, pada 1613, Kapten Samuel Argall menculik Pocahontas untuk tebusan.
Kocoum terbunuh dalam kejadian itu.
Ketika ditahan di tahanan, Pocahontas menderita depresi dan kemungkinan besar disalahgunakan.
Dia belajar bahasa Inggris, kebiasaan, dan agama.
Pada 1614, Pocahontas masuk Kristen, namanya diubah menjadi Rebecca, dan dia menikah dengan petani tembakau bernama John Rolfe.
Pada titik tertentu, Pocahontas memiliki seorang putra, Thomas.
Apakah ia keturunan John Rolfe atau seorang penyerang yang tidak disebutkan namanya, masih menjadi perdebatan sejarah.
Menikah dengan Pocahontas memungkinkan petani tembakau itu mempelajari teknik-teknik pengawetan dari para pemimpin suku, yang mengubah usahanya menjadi perusahaan yang menguntungkan.
Keluarga itu pergi ke London pada 1616, bersama dengan Argall, penculik Pocahontas, dan saudara perempuannya, Mattachanna, yang kemudian menulis tentang petualangan mereka.
Pocahontas yang sekarang berganti nama menjadi Rebecca Rolfe akhirnya menetap di perdesaan Brentford.
Pocahontas dan Kapten John Smith pun kembali bertemu.
Smith menulis, Pocahontas begitu emosional ketika bertemu dengannya.
Pertemuan mereka tidak menyenangkan.