Kisah Lalu Muhammad Zohri, Debutan Pelari Pengganti yang Jadi Juara Dunia
Bersamanya, harapan baru Indonesia pun bersemi, setidaknya melihat sejumlah reaksi antusias dari dalam negeri atas prestasi Zohri.
Nama dia muncul pada baris paling akhir artikel adalah terkait kepastian kehadiran pelari pengganti bagi Iswandi, atlet lari estafet 4x100 meter yang cedera.
Harian Kompas menulis, "Pelatih estafet Eni Nuraini mengatakan telah menemukan pengganti Iswandi, yakni Lalu Muhammad Zohri dari Nusa Tenggara Barat."
Hingga edisi Selasa, 8 Mei 2018, harian Kompas—mengutip para narasumber dari PB Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI)—menyebut harapan cabang olahraga ini di Asian Games 2018 hanya dari nomor lari estafet, dengan Zohri sebagai salah satu pelarinya.
Bukan berarti Zohri tak punya capaian apa-apa selama bergabung ke Pelatihan Nasional (Pelatnas) PB PASI per awal 2018 itu.
Catatan waktu terbaiknya tidak pula hanya datang dari nomor lari estafet.
Pada Februari 2018, misalnya, Zohri sudah dikirim ikut uji tanding Asian Games 2018.
Di final, dia melewati garis finis nomor sprint 100 meter dengan catatan waktu 10,32 detik.
Kemudian, saat dikirim uji tanding ke Amerika Serikat pada April 2018, Zohri juga sudah menyumbang medali perak untuk nomor 100 meter juga dengan waktu 10,33 detik.
Sebulan sebelum berlaga di IAAF World U-20 Championship, Zohri juga kembali menunjukkan peningkatan performa di nomor sprint.
Dalam ajang Kejuaraan Asia Atletik Yunior 2018 di Jepang pada Juni 2018, Zohri menyumbang emas dari nomor ini dengan catatan waktu 10,27 detik.
Catatan waktu Zohri memang belum memecahkan rekor seniornya sesama atlet Pelatnas.
Merujuk data rekor PB PASI, waktu terbaik nomor 100 meter adalah 10,17 detik (dengan percepatan angin searah pelari 0,8 meter/detik) yang dibukukan Suryo Agung Wibowo pada 13 Desember 2009.
Namun, prestasi Zohri di ajang kompetisi junior selama 2018 sudah jauh melampaui mantan pelari nasional yang cukup terkenal pada masanya, Mardi Lestari, untuk nomor pertandingan yang sama.
Waktu terbaik Mardi di tingkat junior adalah 10,48 detik, dibukukan pada 4 Desember 1987.
Akurasi data di atas masih perlu dicek ulang juga, mengingat keterangan yang tertera menyebutkan, data tersebut adalah hasil pembaruan per 21 Januari 2015.