Memburu Harta Karun Marsekal Rommel Sang Kaki Tangan Hitler yang Tak Terkira Nilainya

Tetapi ekspedisi inipun gagal pula. Meskipun ekspedisi-ekspedisi sebelumnya gagal, tetapi Bruno Pietrangeli, si nelayan koral

Editor: Fatimah
Intisari online
Erwin Rommel, sang prajurit Nazi yang ditugaskan di Mesir. 

 
Di penjara, Fleig bicara. Ia bekas perwira SS dan menjadi penyelam di ketentaraan Jerman. la ditugaskan di Spezia, di Italia pada tahun 1943.

Baca: Polusi Udara di Jakarta Masuk 3 Besar Terburuk, Levelnya Sudah Tidak Sehat

Atas perintah seorang letkol SS ia pergi dengan spedboat ke Bastia. Pada suatu tempat, perwira-perwira dalam speedboat menyuruh Fleig memakai peralatan selamnya dan turun ke air.

Di dasar laut yang penuh karang, yang aman dari endapan lumpur dan kelak mudah dicari kembali, konon Fleig disuruh menurunkan 10 buah peti pada fajar tanggal 18 September 1943. Tidak lama kemudian, kapal yang mereka tumpangi diserang torpedo-torpedo Inggeris.

Fleig selamat, ia dikirim ke Front Timur dan gendang telinga kirinya pecah. Ia dimasukkan ke rumah sakit. Ketika terjadi gencatan senjata dan ia sudah keluar dari rumah sakit, Fleig bermaksud mencari harta yang tempatnya cuma diketahui oleh ia sendiri itu.

Dua kali Fleig berusaha, kedua dua kalinya gagal. Akhirnya ia menghubungi seseorang bernama Mattei. Pemuda Corsica ini menyelami semua gua-gua di dasar Teluk Bonifacio.

Baca: Polusi Udara di Jakarta Masuk 3 Besar Terburuk, Levelnya Sudah Tidak Sehat

Bulan Agustus 1961, ia menyombongkan bahwa ia sudah menemukan tempat harta karun yang dimaksudkan. Tetapi beberapa hari kemudian tubuhnya ditemukan tertembus beberapa peluru. Di Bastia orang-orang bilang bahwa ini perbuatan Mafia.

Bahkan ada yang menyatakan bahwa Mafia telah menculik Fleig tetapi Fleig  bisa meloloskan  diri. Yang pasti ialah bahwa Fleig menghilang tanpa bisa ditemukan jejaknya.

Fleig bukan orang satu-satunya yang "menyisiri" tempat itu. Sepuluh tahun sebelumnya seorang pengacara Bastia mencoba mengadii untung di sana.

Ia mencarter kapal pesiar ukuran 120 ton: Starlene. Tetapi kapal pesiar itu digilas oleh kapal uap Sampero Corso. Ketika itupun orang-orang berkata bahwa ini perbuatan Mafia.

Baca: Diduga Overdosis Heroin, Demi Lovato Ditemukan Tak Sadarkan Diri di Rumahnya

Tahun 1963, putera tunggal Marsekal Rommel, Manfred Rommel, mengadakan penyelidikan di bawah laut yang misterius di perairan Alicante, Spanyol. Ia ditemani oleh manusia-manusia katak professional dan petualang-petualang freelance. Semuanya orang Jerman. Merekapun mencari harta rampasan Afrika Korps.

Manfred Rommel pergi ke Benidorm, tidak jauh dari Alicante, untuk menemui seseorang bernama Marvelli. Marvelli ini setengah "illusionist", setengah astrolog.

la merupakan orang kepercayaan Rommel dalam masa perang, orang yang dipercayai untuk menjalankan misi-misi yang penting. Manfred Rommel mengharapkan orang ini tahu dimana harta karun disembunyikan.

Tetapi ekspedisi inipun gagal pula. Meskipun ekspedisi-ekspedisi sebelumnya gagal, tetapi Bruno Pietrangeli, si nelayan koral yakin bahwa ia mungkin lebih beruntung.

Betulkahi perairan Sardinia ini merupakan tempat harta rajahan itu disembunyikan? Ada yang bilang bahwa 10 peti yang konon berisi emas permata itu jangan-jangan terletak di bawah kubur-kubur tentara Jerman di pekuburan El Alamein. (AFP)

Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : Memburu Harta Karun Marsekal Rommel Sang Kaki Tangan Hitler

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved