Pengakuan Dua Nelayan Selamat Asal Idi Cut: Enam Hari Mengapung, Dua Teman Meninggal di Depan Mata
Mereka dari Songhkla transit di Bangkok Thailand, dan dari Bangkok terbang ke Kuala Namu.
Penulis: Seni Hendri | Editor: Yusmadi
“Pengakuan Darkasyi, dan Bailatul Akmi kedua teman mereka memang sudah tidak ada (sudah meningal dunia). Muhammad meninggal di depan mereka, sedangkan M Nasir juga terlepas dari pelampung dan menghilang dibawa arus juga di hadapan mereka," jelas Herman.
Saat itu, kata Herman, Darkasyi dan Bailatul Akmi sudah berusaha membantu Muhammad dan M Nasir agar tetap bersama dalam satu pelampung.
Baca: BREAKING NEWS - Dihempas Ombak, Boat Nelayan Terbalik di Aceh Jaya
Tapi kondisi fisik Muhammad terus menurun hingga akhirnya Darkasyi dan Bailatul Akmi tidak mampu mengendalikannya lagi, sehingga Muhammad meninggal di depan mata mereka lalu terlepas dari pelampung dan menghilang dibawa arus.
Begitu juga M Nasir, jelas Herman, Darkayi dan Bailatul Akmi telah berusaha membantu dengan cara mengikatkan tanganya M Nasir pada pelampung, tapi kondisi fisik M Nasir terus memburuk, dia sangat lemas, dan tidak mampu bertahan lagi hiingga akhirnya juga terlepas dan hanyut dibawa arus gelombang.
Namun demikian, jelas Herman, Allah SWT masih memberikan rahmat kekuatan bagi Darkasyi, dan Bailatul Akmi sehingga tanpa makan dan minum mereka mampu bertahan terombang-ambing di laut selama 6 hari tujuh malal, dan akhirnya berhasil diselamarkan nelayan Thailand.
"Ini merupakan Rahmat dari Allah SWT yang masih memberikan kekuatan kepada mereka sehingga mereka berhasil diselamatkan oleh nelayan. Alhamdulillah mereka (Darkasyi, dan Bailatul Akmi) sangat bahagia bisa bertemu kembali dengan keluarga mereka, mereka tampak sehat dan tetap semangat," jelas Herman.
Selanjutnya, Herman, juga umat muslim untuk mendoakan Muhammad dan M Nasir agar diberikan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT.
“Kita sangat bersedih dan merasa kehilangan karena itu mari kita doakan agar sahabat kami Muhammad dan M Nasir ditempatkan Allah SWT dalam syurga jannatun naim,” doa Herman, seraya menyebutkan bahwa kedua almarhum selain sebagai ABK pada boatnya (KM Indah harapan) juga merupakan teman sehari-hari di Gampong Seunebok Baroh, Darul Aman, Aceh Timur. (*)