Seorang JCH Aceh Meninggal Dunia

Innalillahi wa innailaihi rajiun. Seorang Jamaah Calon Haji (JCH) Aceh kelompok terbang (kloter) 6 asal Bener Meriah

Editor: bakri
UMAT Muslim berkumpul di Gunung Arafat, juga dikenal sebagai Jabal Al- Rahma, sebelah tenggara kota suci Mekah Saudi yang merupakan puncak dari ibadah haji, Senin (20/8). 

* Seusai Shalat Tahajud

BANDA ACEH - Innalillahi wa innailaihi rajiun. Seorang Jamaah Calon Haji (JCH) Aceh kelompok terbang (kloter) 6 asal Bener Meriah, bernama Siti Halimah binti Ahmad Jemat (76) meninggal dunia seusai shalat tahajud di pemondokannya, maktab 62 Arafah, Senin (20/8).

Informasi ini disampaikan Koordinator Keprotokolan Humas dan Penerangan PPPIH Embarkasi Aceh, H Rusli Lc MSi kepada Serambi, di Banda Aceh, Senin (20/8).

Rusli menjelaskan, berdasarkan laporan dari petugas kloter 6 di Arab Saudi, pada pukul 3.00 WAS almarhumah ke kamar mandi bersama saudaranya. Kemudian almarhumah shalat tahajud, sekitar pukul 4.00 WAS lewat almarhumah mengatakan mengantuk kepada saudaranya.

“Lalu beliau tidur. Sekitar pukul 4.25 WAS saudaranya membangunkan almarhumah. Tapi karena kurang respons maka pihak keluarga memanggil petugas kesehatan. Petugas memberikan tindakan, tapi nyawa almarhumah tidak tertolong,” kata Rusli.

Almarhumah Siti Halimah binti Ahmad Jemat akhirnya dimakamkan di Sharaya, Mekkah.

Dengan meninggalnya Siti Halimah, hingga kini JCH Aceh yang meninggal di Tanah Suci berjumlah dua orang. Sebelumnya seorang JCH Aceh asal Pidie, kloter 5 bernama Mukhlis Teuku Usman Sarong (57) meninggal di Tanah Suci, Minggu (12/8). Almarhum juga dimakamkan di Sharaya, Mekkah.

Rusli MSi juga menyampaikan, berdasarkan informasi dari Kabid Transportasi PPIH Arab Saudi, Dr Subhan Cholid yang berkunjung ke Rumah Sakit Annur, Mekkah, JCH kloter 5 asal Banda Aceh, bernama Ismid Muhammad Sudin yang mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu disafariwukufkan oleh pihak rumah sakit tersebut. “Alhamdulillah kondisinya sudah membaik,” kata Rusli.

Dikatakan, pelaksanaan wukuf di Padang Arafah berlangsung khusyuk dan kondisi jamaah asal Aceh secara umum dalam keadaan sehat. Seusai magrib waktu setempat, jamaah bersiap menuju Mudzalifah dan setelah pukul 00.00 waktu setempat jamaah menuju Mina.

Informasi lainnya disampaikan Ketua Kloter 3, Drs Taufiq M Daud M Of mengatakan tahun ini JCH diberikan makan sebanyak 40 kali di Mekkah. Sementara di Arafah, konsumsi diberikan sebanyak 4 kali makan (malam, pagi, siang, malam), dan di Muzdalifah, ada satu 1 kali snack. Sedangkan di Mina, sebelas kali makan (pagi, siang, malam) termasuk paket kelengkapan konsumsi dan air mineral tambahan.

“Ini sudah lebih baik dari sisi kualitas makanan dengan menu Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, pelaksanaan wukuf diisi dengan wirid zikir dan khutbah wukuf oleh Waled Abdul Muthaleb (TPHD Aceh). Ia menyampaikan perlunya doa yang sungguh-sungguh untuk perbaikan diri, keluarga dan masyarakat secara paripurna. Jamaah larut dalam doa wukuf yang sangat menyentuh.

“Seluruh jamaah menangis beurai air mata mengingat dosa. Seluruh jamaah bakda Maghrib bergerak ke Mudzalifah, selanjutnya meneruskan perjalanan ke Mina untuk persiapan prosesi pelemparan jamrah,” katanya.

Informasi lainnya disampaikan seorang PPIH Arab Saudi asal Aceh, Marlia Adelina kepada Humas PPPIH Embarkasi Aceh yang diteruskan ke Serambi, Senin (20/8).

Marlia menyampaikan kondisi pemondokan JCH di Padang Arafah kembali normal setelah badai debu dan angin kencang, disertai hujan deras yang melanda wilayah Padang Arafah, Muzdalifah, dan Mina, Minggu (19/8) malam.

“Alhamdulillah, cuaca di kawasan pemondokan Arafah sudah kembali tenang pascaangin kencang berdebu, dan hujan teras tadi malam. Sejak tadi subuh JCH sudah kembali beraktivitas dengan normal,” ujarnya.

Ia tambahkan, sejak subuh sebagian jamaah haji sibuk berbenah, mempersiapkan sarapan, dan sebagian lagi kembali beristirahat.

Selain itu, berdasarkan laporan petugas kloter di Arafah para JCH Aceh sedang menyiapkan diri untuk puncak wukuf Arafah dengan mengaji, zikir, talbiah, dan ibadah lainnya.

Sementara Ketua PPIH Embarkasi Aceh, Drs HM Daud Pakeh meminta petugas haji yang mendampingi jamaah atau petugas kloter untuk bekerja ekstra, dan menjaga kesehatan agar tetap fokus pada persiapan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).

Ia juga mengimbau agar petugas mengikuti segala ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, baik Indonesia maupun Arab Saudi untuk kemaslahatan, termasuk jadwal melontar jamrah.

“Sampaikan informasi mengenai jadwal lempar jamrah dari pihak maktab kepada jamaah agar tidak melakukan pada waktu-waktu yang tidak diizinkan,” demikian Daud Pakeh. (una)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved