Pidato Terakhir Sandiaga Uno di Depan DPRD DKI Jakarta, Permohonan Maaf hingga Sindiran
Sandiaga mengatakan, dirinya juga ingin mendahulukan kepentingan warga Jakarta di atas kepentingannya sendiri.
Permintaan maaf ini dia sampaikan tidak hanya untuk warga Jakarta.
Namun, juga untuk para anggota Dewan dan Anies Baswedan.
"Mohon agar selalu dapat saling ikhlas memafkan dan mendoakan, demi kebaikan Ibu Kota Jakarta, dan kemaslahatan bangsa Indonesia," ujar dia.
Kepada para anggota Dewan, Sandiaga merasa kerja sama yang baik telah terjalin selama ini.
Dia merasa proses demokrasi dan perbedaan pendapat selama ini berlangsung teduh dan beretika.
Baca: Ruhut Sitompul: Prabowo sebagai Pelatih Terbaik Namun Bukan Pemain Terbaik di Pilpres
Sindiran-sindiran
Sandiaga membacakan pidatonya dengan teks.
Namun, sesekali dia berimprovisasi atas pidatonya itu.
Sindiran-sindiran kecil pun keluar dari pidato formal terakhirnya.
Misalnya, setelah membacakan kalimat pengunduran dirinya, Sandiaga langsung berkelakar banyak yang berbahagia atas pengundurannya itu.
Baca: Kisah di Balik Pembuatan Video Klip Atouna El Toufoule, Nissa Sabyan Sampai Nangis
"Banyak yang senyum ini kelihatannya," ujar Sandiaga.
Mereka yang hadir dalam rapat paripurna pun tertawa.
Sandiaga tidak menghiraukan dan langsung melanjutkan pidatonya.
Dia kemudian juga menyindir DPRD DKI Jakarta.
Dia mengaku akan merindukan ruang VIP, tempat para pimpinan menunggu rapat paripurna dimulai.
Sebab, di sana selalu dipenuhi makanan-makanan enak.
Namun, juga dipenuhi bau asap rokok. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Curhat, Maaf, hingga Sindiran dalam Pidato Terakhir Sandiaga... "