Li-Ning, Merek China yang Curi Perhatian di Asian Games 2018 Ternyata Sempat Dianggap Meniru Nike
Ini sebagai bentuk lanjutan kerjasama setelah mereka juga men-support kontingen India di Olimpiade Rio de Jeneiro, Brasil 2016.
SERAMBINEWS.COM - Beberapa waktu lalu sempat menjadi perbincangan di media sosial soal Timnas Sepakbola Indonesia yang berlaga di Asian Games mengenakan jersey yang berbeda merek dengan jaketnya.
Baca: Momen Jokowi, Hanifan dan Prabowo Berpelukan Direka Ulang Anak-anak Palestina
Jaket Timnas produksi Nike, sedangkan jersey-nya merek China, Li-Ning.
Indonesia melalui Komite Olimpiade Indonesia (KOI) memang telah menjali kerjasama dengan Li-Ning pada Mei 2018 sebagai apparel resmi yang digunakan kontingen Indonesia pada Asian Games 2018 kali ini.
Nah buat kamu yang masih belum tahu banyak tentang Li-Ning yang telah mendukung para atlet kita meraih banyak medali emas, berikut Intisari rangkumkan beberapa fakta menariknya.
Baca: Industri Migas Aceh Hidup Lagi
1. Dididirikan oleh atlet berprestasi Tiongkok
Adalah Li Ning, mantan atlet gimnastik China yang mendirikan perusahaan apparel ini pada tahun 1990.
Li Ning sendiri telah menyabet 107 medali emas baik di kompetisi Nasional maupun Internasional, termasuk tampil dalam Olimpiade Los Angeles 1984.
Setelah pensiun, Li bergabung dengan Guangdong Jianlibao yang kemudian mendirikan Li-Ning Sports Goods.
2. Di Asian Games 2018 juga menjadi apparel resmi kontingen India
Baca: KIP Buka Rekaman Buhari Selian
Tidak hanya kontingen Indonesia, di Asian Games 2018 Li-Ning juga menjadi Apparel resmi kontingen India.
Ini sebagai bentuk lanjutan kerjasama setelah mereka juga men-support kontingen India di Olimpiade Rio de Jeneiro, Brasil 2016.
3. Nilai kontrak paling mahal
Baca: Ini Sosok Pencipta Lagu Meraih Bintang Via Vallen, Ternyata Suami Dari Artis Pemeran Nyi Pelet
Di tahun 2006, Li-Ning melebarkan pemasarannya dengan mendapuk atlet bola basket terkenal dunia sebagai brand ambassador.
Salah satunya adalah O'Neal yang menandatangani kontrak 4 tahun dengan Li-Ning. Nilai kontraknya mencapai US $ 1,25 juta yang pada saat itu menjadi nilai kontrak terbesar atlet Amerika dengan perusahaan China.
Pebasket Dwyane Wade pada tahun 2012 bahkan juga meninggalkan merek Jordan dan beralih ke Li-Ning dengan nilai kontrak $10 juta, Wade kemudian memperpanjang kontraknya menjadi seumur hidup di tahun 2018.
4. Pernah dianggap meniru Nike
Baca: Kebun Buah Denny Jadi Lokasi Wisata
Selama bertahun-tahun citra merek Li-Ning dianggap sebagai versi murah merek olahraga raksasa seperti Nike dan Adidas.
Ini diperkuat oleh kemiripan antara logo masa lalu Li-Ning dengan tanda Swoosh milik Nike.
Li-Ning menyatakan itu hanya kebetulan karena logonya telah dirancang sejak tahun 1990, dan dimaksudkan untuk menggambarkan huruf L dan N.
Pada tahun 2010, Li-Ning akhirnya mengganti logo dan slogannya.
Baca: Guntomara Padamkan Sinar Muda
Logo barunya berupa garis halus dari postur senam "Li Ning Cross", sambil mempertahankan beberapa elemen dari logo lama, yang secara longgar menggambarkan inisial pendiri, L dan N.
Logo baru juga menyerupai karakter Cina "ren," yang berarti orang. Logo, kata Li- Ning, "menyampaikan siluet yang kuat, gerakan dan energi yang kaya."
Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : Li-Ning Merek China yang Curi Perhatian di Asian Games 2018 Ternyata Sempat Dianggap Meniru Nike