Kurs Rupiah Terpuruk Rp 15.000, Rizal Ramli: Nyaris Krisis Finansial, Sudah Setengah Lampu Merah
Kurs jual dollar AS di sejumlah bank besar terpantau sudah menembus level Rp 15.000 pada Rabu (5/9/2018).
Sebeb, Indonesia sudah berganti menjadi importir 1,1 barel per hari.
Tidak ada kapasitas lebih pada komoditi sawit, kakao, cokelat, dan lain lainnya, sehingga ketika rupiah anjlok ke angka Rp 15.000, Indonesia belum mampu melonjakkan export, tidak ada excess capacity.
"Inilah kenapa kita justru harus lebih hati-hati dibandingkan 1998, perlu cara-cara inovatif dan terobosan untuk keluar dari kondisi ini," ujanya.
Baca: Kurs Rupiah Tembus Rp 15.000, Berikut Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS di 10 Bank Besar
Baca: Jelang Piala Asia U-16 2018, Timnas U-16 Indonesia Pesta Gol Dalam Dua Laga Uji Coba di Malaysia
Menurut Rizal Ramli, ada tiga indeks yang menyebabkan rupiah anjlok.
Pertama, Rizal mengatakan ekonomi Indonesia sudah tiga tahun mandek, ekonomi yang biasanya tumbuh 6 persen lebih, namun selama tiga tahun terakhir ini hanya 5 persen.
Kedua, risiko makro ekonomi semakin tinggi, karena sumber ekonomi, daya beli, dan transaksi penjualan yang ikut merosot.
Rizal yakin hal tersebut terjadi karena pengelolaan ekonomi yang tidak hati-hati atau tidak prodan.
"Defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan negatif, padahal seharusnya negara-negara di Asia tenggara rata-rata saat ini tengah mengalami positif," jelasnya.
Ketiga, Neraca pembayaran juga negatif. Rizal mengungkapka artinya, keseimbangan primer di APBN, apabila negatif maka negara meminjam sekedar untuk membayar bunga pinjaman saja.
Semua indikator menunjukkan negatif, neraca perdagangan, neraca transaksi, neraca pembayaran, dan primary balance.
"Ini yang kejadian sudah setahun yang lalu saya sudah ngomong lampu kuning, lampu setengah merah, kok," ujar Rizal.
Baca: Padi Gogo Tumbuh Subur di Lahan Sawah Milik Petani Pidie Jaya, Ini Harapan Bupati
Baca: Pelatih Luis Milla Belum Perpanjang Kontrak, Tuntutan Fasilitas Jadi Kendala
Rizal menilai pemerintah terlalu banyak membantah dan menutup-nutupi informasi buruk.
Bahkan, Rizal Ramli merasa pernyataan dan langkah yang diambil oleh Menteri Keuangan sudah basi dan tak berisi.
Hal tersebut disampaikannya melalui Twitter, Senin (3/9/2018).
Awalnya, Rizal Ramli membalas cuitan seorang warganet @Sahabat_Bangsa yang menautkan berita tentang upaya pemerintah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.